YOGYAKARTA, iNews.id - Perwakilan warga Banyakan Kalurahan Sitimulyo, Kapanewon Piyungan, Bantul bertemu dengan Pemda DIY di kompleks Kepatihan Yogyakarta untuk membahas permasalahan sampah di Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Rabu (11/5/2022). Hingga sore pertemuan masih berlangsung dan belum ada kesepakatan terkait penutupan TPST Piyungan oleh warga.
Perwakilan warga ini dipanggil ke Kepatihan usai melakukan penutupan secara sepihak TPST Piyungan beberapa hari ini. Warga Banyakan menuntut Pemda DIY menutup secara permanen TPST Piyungan.
Kepala Balai Pengelolaan Sampah TPST Piyungan, Jito mengungkap permasalahan pelik dialami oleh pengelola TPST Piyungan dalam beberapa tahun terakhir. Di lahan yang terbatas pengelola dipaksa menerima sampah setiap hari.
"Dan ternyata, bukannya berkurang tetapi volume sampah yang masuk ke TPST Piyungan memang terus mengalami kenaikan," paparnya, Rabu (11/5/2022).
Tahun 2019 yang lalu, sebenarnya volume sampah dari Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul (Kartamantul) hanya sekitar 550- 600 ton perhari. Tetapi volume sampah terus mengalami kenaikan meskipun pemerintah gencar melakukan sosialisasi agar warga mengolah sampah mereka.
Saat ini sampah yang masuk antara 773 ton hingga 800 ton. Bahkan saat liburan datang produksi sampah di atas 900 ton.
"Kalau liburan pasti naik drastis. Wong sampah-sampah wisata mengalami bertambah banyak," katanya.
Saat pandemi Covid-19 , banyak warga yang berada di rumah. Namun volume sampah yang masuk juga bertambah. Hal ini tidak lepas dari kebiasaan masyarakat, salah satunya tren belanja online. Banyak bungkus paketan belanja online menghasilkan plastik cukup banyak, karena pengganjal paket barang yang dikirim isinya juga sampah.
"Kenaikan volume sampah memang terus terjadi," ujarnya.
Pada libur lebaran produksi sampah juga terus mengalami kenaikan. Hanya pada hari pertama lebaran turun karena belum banyak armada pengangkut sampah swasta yang aktif melayani pelanggan.
Pada H+1 Lebaran, produksi sampah 275,532 ton, kemudian H+2 ada 588,872 ton dan H+3 melonjak jadi 815,277 ton. Dan tanggal 6 Mei 2022 atau sehari sebelum ditutup, sampah yang masuk ke TPST ada 906,857 ton.
“Kesadaran masyarakat untuk mengolah sampah memang masih rendah. Bahkan untuk sekedar memilah antara sampah organik dengan anorganik juga masih rendah,” katanya.
Pemerintah berencana menerapkan teknologi dalam pengelolaan TPST Piyungan. Sembari menunggu sistem ini penataan memang dilakukan dengan membuat terasering, talud kolam lindi hingga perbaikan sistem drainase agar efek negatif TPST Piyungan bisa diminimalisir.
“Setelah kita tata, ketinggian sampah yang semula 140 MDPL (meter di atas Permukaan Laut) kini bisa menjadi 136 MDPL," ujarnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Artikel Terkait