YOGYAKARTA, iNews.id - Pembersihan lahan di area pembangunan bandara baru Yogyakarta di Kabupaten Kulon Progo, Yogyakarta, masih menuai protes warga. Meski telah berlangsung satu bulan, namun sejumlah warga masih mempertahankan 30 rumah dan sejumlah lahan pertanian di Desa Glagah dan Palihan, Kecamatan Temon, yang rencanannya akan digusur.
Pascaunjuk rasa penolakan pembangunan bandara baru yang berunjung ricuh, PT Angkasa Pura I (Persero) terpaksa menghentikan sementara kegiatan pembersihan lahan di sekitar lokasi pembangunan. Kantor Pembangunan Perumahan (PP) yang biasanya ramai oleh petugas dan karyawan, kini terlihat sepi. Namun, sejumlah alat berat masih berada di lokasi.
Warga terpaksa mempertahankan rumah dan lahan pertanian mereka karena mayoritas berprofesi sebagai petani. Jika lahan itu hilang dan beralih fungsi maka warga akan kehilangan sumber penghidupan. Meski warga telah mendapatkan ganti rugi, menurutnya mengubah profesi masyarakat petani bukan hal mudah.
Berbagai upaya mediasi antara warga yang menolak PT Angkasa Pura I dan Pemerintah Daerah (Pemda) Yogyakarta belum juga menemui titik terang. Sementara itu, pihak bandara telah menargetkan pembangunan bandara New Yogyakarta Airport tahap pertama selesai April 2019.
Video Editor: Khoirul Anfal
Editor : Dani M Dahwilani
Artikel Terkait