1.191 Warga Yogyakarta Terinfeksi HIV Sepanjang 2017

YOGYAKARTA, iNews.id – Kasus HIV/AIDS (Human Immunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) di Kota Yogyakarta cukup tinggi dan cenderung meningkat. Sepanjang tahun 2017, terdapat 934 kasus HIV dan 257 AIDS.

“Orang yang kena HIV belum tentu kena AIDS. Orang yang kena HIV dicegah agar tidak terkena AIDS dengan cara mengubah perilaku dan meminum obat-obat Antiretroviral,” kata Pegiat LSM Peduli AIDS, dokter Tri Kusumo Bawono pada peringatan Hari AIDS sedunia di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (8/12/2017).

Saat ini, rumah sakit dan beberapa puskesmas di Yogyakarta sudah dilengkapi dengan pelayanan VCT (Voluntary Counseling dan Testing) atau tes HIV. Seperti di Puskesmas Umbulharjo 1, Puskesmas Gedongtengen,  Mantrijeron, Tegalrejo, Gondokusuman 1, dan Puskesmas Wirobrajan.  

Penyakit HIV/AIDS akan rentan dialami orang yang sering berganti pasangan, memakai narkotika jenis jarum suntik, pernah menerima atau donor transfusi darah, dan memakai jarum tindik atau tato yang tidak steril. “Untuk mengetahuinya harus melakukan tes yang dinamakan tes VCT atau tes HIV/AIDS secara sukarela. Tes VCT penting untuk mengecek terinfeksi atau tidak,” katanya.

Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Titik Sulastri mengatakan, peringatan Hari AIDS sedunia untuk menumbuhkan kesadaran terhadap wabah AIDS di seluruh dunia yang disebabkan oleh penyebaran virus HIV. Momentum ini untuk memberikan peringatan dan menggerakkan hati masyarakat sejak dini agar melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap HIV dan AIDS. “Orang dengan HIV/AIDS (ODHA) membutuhkan perhatian, membutuhkan motivasi, dan  perlakuan yang sama dari kita,” kata Titik.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta  Vita Yulia juga mengajak masyarakat untuk sadar dan peduli terhadap bahaya HIV/AIDS. “Dengan melakukan tes HIV dilanjutkan dengan pengobatan ARV, bisa terdiagnosa dan bisa dicegah sedini mungkin,” ungkapnya.

Editor: Dony Aprian