180 Bank Sampah di Jogja Mati Suri
YOGYAKARTA, iNews.id- Ratusan Bank Sampah di Kota Yogyakarta mati suri. Klinik Bank Sampah yang baru dibuka diharapkan mampu mengaktifkan kembali kegiatan di bank sampah yang tinggal papan nama tersebut.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Yogyakarta Sugeng Darmanto mengatakan dari 565 bank sampah yang terbentuk, tidak semuanya aktif.
"Ada sebanyak 180 bank sampah yang mungkin hanya tersisa papan nama saja dan tidak menjalankan aktivitas apapun,” katanya di Yogyakarta, Jumat (4/11/2022).
Sugeng mengatakan, agar keberadaan ratusan bank sampah tersebut semakin optimal untuk membantu pengelolaan dan pengurangan sampah, maka disiapkan Klinik Bank Sampah. Klinik ini fungsinya untuk menyehatkan bank sampah yang tidak aktif.
"Bank sampah yang tidak aktif bisa terjadi karena beberapa faktor, di antaranya pengurus yang disibukkan dengan aktivitas pekerjaan atau kegiatan lainnya," ujarnya
“Bisa juga karena ditinggalkan tokoh yang dulunya berinisiatif membangun bank sampah atau terjadi pergantian pengurus RW. Hal-hal ini kelihatan sederhana tetapi perlu penanganan yang tepat,” ujarnya.
Oleh sebab itu, Sugeng mengatakan salah satu fokus utama pemulihan aktivitas bank sampah yang terhenti adalah dengan memberdayakan kembali masyarakat dalam kegiatan bank sampah.
“Bisa melalui kelurahan atau kecamatan. Kegiatan harus dibangkitkan lagi supaya bank sampah kembali beraktivitas optimal,” ucapnya.
Sugeng mengatakan, bank sampah juga akan diminta untuk meningkatkan pengelolaan sampah, tidak hanya sampah anorganik tetapi sampah organik.
Pemerintah Kota Yogyakarta telah mengalokasikan anggaran Rp15 juta per kelurahan untuk pengelolaan sampah. Anggaran tersebut untuk berbagai kegiatan pengelolaan sampah mulai dari pelatihan dan pengelolaan sampah organik.
“Anggaran tidak hanya digunakan untuk belanja modal saja namun digunakan untuk kegiatan pelatihan dan pemberdayaan, maka bisa memberi dampak lebih panjang,” tuturnya.
Editor: Ainun Najib