2 Ekor Sapi di Sleman Terpapar Lumpy Skin Disease, Ini Gejalanya

SLEMAN, iNews.id - Sebanyak 28 ekor sapi di Kabupaten Sleman mengalami masalah kesehatan. Dua ekor di antaranya positif menderita Lumpy Skin Disease (LSD).
Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman, Suparmono mengatakan, adanya sapi yang bermasalah ini ditemukan saat dinas melakukan pemantauan kondisi ternak yang dibudidayakan masyarakat. Pantauan dilakukan pada 20 Desember lali.
"Waktu itu petugas Puskeswan menemukan ternak sapi di Beran Kidul, Kalurahan Tridadi, Kapanewon Sleman yang menunjukkan gejala bentol-bentol pada kulit, demam dan kurang nafsu makan," kata dia, Senin (26/12/2022).
Karena mencurigakan, temuan ini dilaporkan ke Sikhnas (Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional). Selang dua hari petugas dari Balai Besar Veteriner (BBVet) menindaklanjuti dengan melakukan investigasi di lapangan. Mereka mengambil sampel darah dan juga air liur dari hewan yang bermasalah ini. Petugas juga melakukan pengobatan terhadap sapi yang bermasalah ini.
"Beberapa ternak sakit dilakukan pengobatan dan diambil sampelnya," kata dia.
Sampel tersebut kemudian dibawa ke laboratorium, dan pada tanggal 23 Desember 2022 hasil laboratorium menyebutkan jika ada dua hewan yang positif LDS. Pengujuan dengan metode LSDV PCR realtime.
Penyakit LSD pada sapi ditandai dengan munculnya bentol-bentol kecil seputar leher sapi. Kondisi ini mengakibatkan sapi tidak memiliki nafsu makan karena menimbulkan rasa gatal.
“Kami juga mendalami asal sapi yang dinyatakan positif ini. Termasuk keseharian dari sapi ini seperti apa guna melakukan penelusuran,” katanya.
Informasi dari pemilik, ternyata sapi tersebut dibeli dari Pasar Hewan Ambarketawang, Gamping. Pemilik sapi membeli sapi tersebut sepuluh hari sebelum dilakukan pemeriksaan oleh petugas.
"Katanya saat dibeli kondisi ternak dalam keadaan sehat," ujarnya.
Namun, selang beberapa hari kemudian, ternak tersebut mengalami gejala kurang nafsu makan dan demam serta muncul bentol-bentol kecil di sekitar leher. Karena khawatir dan tidak tahu penyebab sapinya sakit, akhirnya pemilik lalu melaporkan hal tersebut kepada petugas Puskeswan setempat.
Bagi peternak sapi maupun kerbau yang mendapati ternaknya mengalami gejala menyerupai LSD agar melapor. Dinas akan segera menindaklanjuti laporan tersebut.
"Kami khawatir penularan LSD ini relatif cepat seperti wabah PMK," katanya.
Kekhawatiran itu bukan tak beralasan, karena setelah ada temuan dua kasus, ada juga dua ekor sapi di Mlati yang suspect LSD. Namun dengan cepat dia mendatangi lokasi untuk melakukan pengobatan dengan menyuntikkan vitamin maupun obat luka.
“Besok BBVet juga akan tracing minimal 10 peternak," kata dia.
DP3 Sleman minta peternak di Sleman untuk mewaspadai LSD. Jika ada ternak yang positif agar dilakukan isolasi dan tidak dicampur dengan sapi yang lain. Peternah harus meningkatkan biosecurity kandang, disinfeksi secara rutin sekaligus menjaga kebersihan kandang.
Vektor penularan penyakit ini melalui lalat. Kandang sapi yang tidak bersih pasti lalatnya banyak. Ini bisa menjadi salah satu vektor yang membawa virus ke peternak lain.
Editor: Kuntadi Kuntadi