29 Orang Meninggal akibat Leptospirosis di Gunungkidul
GUNUNGKIDUL, iNews.id- Kasus leptospirosis di Gunungkidul meningkat dari Januari hingga awal Maret 2023 ini. Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul meminta masyarakat waspada terkait penyakit yang disebabkan bakteri leptospira ini.
Kepala Dinas Kesehatan Gunungkidul Dewi Irawaty menyebut dari Januari sampai awal Maret 2023 ada sebanyak 29 kasus leptospirosis dengan korban meninggal dunia dua orang.
"Lonjakan ini terbanyak pada Maret ini karena hampir mencapai 25 kasus. Untuk itu, kami mengimbau masyarakat mewaspadai kasus leptospirosis," ujarnya, Minggu (12/3/2023) di Gunungkidul.
Dewi Irawaty mengatakan penyebaran kasus leptospirosis harus diwaspadai karena ada tren peningkatan. Sebagai gambaran pada tahun lalu hanya ada 31 kasus dengan korban meninggal dunia empat orang. “Jumlahnya sudah hampir menyamai kasus di 2022. Jadi upaya pencegahan harus dimaksimalkan,” ujar Dewi.
Dewi mengatakan kasus penyebaran terbanyak di zona utara Gunungkidul mulai dari Nglipar, Gedangsari dan Patuk.
"Di wilayah tersebut, dilaporkan ada dua warga yang meninggal dunia. Kasusnya paling banyak di Kapanewon Nglipar. Untuk yang meninggal berasal dari Kapanewon/Kecamatan Nglipar dan Gendangsari,” ujarnya.
Untuk penanganan khususnya di Kapanewon Nglipar, Dewi sudah menginstruksikan satgas one health di kapanewon bergerak cepat melakukan pencegahan maupun penanganan untuk menekan laju penyebaran.
"Masyarakat juga kami minta mewaspadai potensi penularan yang banyak disebabkan karena paparan air kencing tikus. Penularan terjadi melalui kuman yang masuk lewat luka di tubuh. Gejala paling umum saat tertular yakni panas, bisa muncul rasa sakit di badan, mual muntah dan lain-lain, tergantung daya tahan tubuh," ujarnya.
Dewi mengatakan upaya pencegahan dilakukan dengan terus menerapkan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pada saat beraktivitas di sawah atau ladang diminta memakai alat pelindung diri.
Terpisah anggota Komisi D DPRD Gunungkidul Ari Siswanto mengatakan kasus leptospirosis harus menjadi perhatian serius pemkab setempat.
"Pemkab Gunung Kidul melalui Dinas Kesehatan harus melakukan pencegahan maksimal, sehingga jumlah kasusnya tidak terus bertambah. Harus gerak cepat. Apalagi sudah ada korban jiwa. Jangan sampai kasusnya terus bertambah,” kata Ari Siswanto.
Editor: Ainun Najib