7 Tahun Jualan Sapu Lidi, Mbah Kaminem Akhirnya Berkurban Seekor Sapi
KULONPROGO, iNews.id – Seorang nenek bernama Mbah Kaminem (73) warga Dusun Nepi, Desa Krangan, Kecamatan Galur, Kulonprogo, DIY, yang hidup dalam kondisi ekonomi pas-pasan memiliki tekad untuk bisa berkurban di Hari Raya Idul Adha. Selama tujuh tahun, dia menabung Rp3.000 per hari agar bisa membeli hewan kurban.
Mbah Kaminem si pembuat sapu lidi diketahui sudah puluhan tahun melakoni pekerjaannya. Dia tak kenal lelah walaupun kini semua indra di tubuhnya sudah mulai melemah. Kendati demikian disisa hidup yang tak akan lama, dia ingin bisa berbagi dengan sesama.
“Niat untuk kurban sejak lama, waktu suami saya masih ada. Tiga bulan lalu suami sudah meninggal dan saya tetap niat berkurban. Hari ini saya akan menyerahkan seluruh uang yang dikumpulkan selama tujuh tahun ke panitia kurban di Masjid Attaubah,” kata Kaminem, Senin (20/8/2018).
Dia menceritakan, perjuangannya mengumpulkan pundi-pundi rupiah tidaklah mudah. Jika dalam keadaan sehat, dia dapat membuat empat hingga lima buah sapu lidi per hari. Namun kala kondisi kesehatannya turun, dia hanya mampu membuat satu atau dua sapu. Terlebih sejak tujuh tahun lalu dia mengalami gangguan pengelihatan setelah mata kanannya dioperasi karena glaucoma.
“Pengepul datang ke rumah untuk mengambil sapu buatan saya. Kemudian saya sisihkan uang dari hasil penjualan setiap hari. Alhamdulillah bersama enam warga yang lain, saya bisa membeli seekor sapi jantan untuk dikurbankan ” ujarnya.
Panitia kurban Masjid Attaubah, Wakhid Purwowubianto, mengaku niat tulus Mbah Kaminem membuat warga terenyuh. Di tengah kondisi ekonominya yang miskin, ternyata Mbah Kaminem memiliki hati yang kaya.
“Meski kurang mampu, namun dia tetap istikomah dan ikhlas menyisihkan hasil keringatnya untuk membeli hewan kurban. Di masjid ini ada 40 orang yang akan berkurban lima ekor sapi dan lima ekor kambing,” kata Wakhid.
Menurut salah seorang warga Din Subandini, Mbah Kaminem merupakan sosok yang sederhana. Janda yang mempunyai delapan anak itu juga dikenal sebagai ahli ibadah. Hampir setiap hari dia tidak pernah absen untuk ikut melaksanakan salat wajib berjamaah di masjid, kecuali jika kesehatannya terganggu. “Setiap hari si mbah, pasti ke masjid untuk salat berjamaah,” ujarnya.
Editor: Muhammad Saiful Hadi