8.000 Warga Bantul yang Berisiko Terpapar Covid-19 Dites Swab
BANTUL, iNews.id - Sebanyak 8.000 warga Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah dites swab. Mereka merupakan warga yang rentan terpapar Covid-19.
"Kita tes usap PCR kan sudah sekitar 8.000, hampir satu persen dari total jumlah penduduk di Bantul yang sekitar satu juta orang," kata Kepala Dinas Kesehatan Bantul Agus Budi Raharjo, Sabtu (10/10/2020).
Dia mengatakan satu persen dari jumlah penduduk Bantul yang hampir satu juta jiwa yakni 10.000 orang, sehingga angka tersebut merupakan target dari pelaksanaan tes akurat deteksi virus corona yang diupayakan Dinkes melalui Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Bantul. Bulan depan rencananya ada mobil PCR yang disiagakan di Bantul untuk percepatan pemetaan kasus COVID-19 di masyarakat.
"Mudah-mudahan sampai akhir tahun target itu selesai. Kalau targetnya sudah tercapai, kami bisa sampaikan kalau kasus sudah turun, atau naik, atau sudah landai, kalau belum tercapai kita belum bisa omong," katanya.
Menurut dia, selama ini yang menjadi kendala dalam melakukan tes usap karena sebagian orang masih takut dengan sakit saat dites. Belum lagi jika hasil tes terkonfirmasi positiff. Mereka khawatir, keluarga hingga stigma masyarakat.
"Kemudian, menunggu hasil tes usap itu juga stresnya luar biasa, karena harus menunggu empat hari, tapi kalau ada mobil PCR kita tes usap, kemudian tinggal omong-omong siangnya sudah keluar, sehingga tidak sempat stres," katanya.
Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Bantul Sri Wahyu Joko Santosa mengatakan dari hasil sekitar 8.000-an tes usap itu, yang terkonfirmasi positif sesuai data hingga Jumat (9/10/2020) berjumlah 766 orang. Rinciannya, sembuh 662 orang, kasus positif meninggal 22 orang, sehingga pasien positif aktif yang masih isolasi ada 82 orang.
"Dari kasus yang meninggal itu, yang belum diketahui komorbid (penyakit penyerta) lima orang, itu karena sampai meninggal dokter penanggung jawab tidak tahu ada komorbid atau tidak, kemungkinan tidak pernah periksa juga bisa," katanya.
Editor: Nani Suherni