87 Warga Gunungkidul Positif Antraks, Sempat Sembelih dan Konsumsi Daging Sapi Mati

GUNUNGKIDUL, iNews.id - Sebanyak 87 warga Jati, Candirejo, Semanu, Gunungkidul yang dinyatakan positif antraks, sempat mengonsumsi daging sapi mati yang terpapar antraks. Setidaknya ada tiga warga yang meninggal, namun baru satu yang diagnosanya positif antraks.
Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, Wibawanti Wulandari mengatakan, warga yang terpapar ini sempat menggali bangkai sapi yang telah mati yang dikubur Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan, karena sapi tersebut mati karena antraks. Setelah digali, bangkai sapi tersebut disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan.
"Daging itu dikonsumsi warga," kata dia.
Wibawanti mengatakan, pada awal Juni lalu mereka mendapat laporan ada tiga ternak sapi yang dikabarkan sakit dan mati. Pihaknya kemudian mengambil sampel darah dan mengirim ke BBVET untuk dilakukan uji laboratorium.
Karena khawatir sapi tersebut terjangkit antraks maka petugas dari Dinas Peternakan Kesehatan Hewan sudah menguburkan sapi tersebut dengan prosedur antraks. Mereka juga melakukan prosedur penanganan antraks di sekitar kandang
"Usai memprosesnya, petugas kami pulang ke kantor," tuturnya.
Namun, tanpa sepengetahuan Dinas Peternakan, warga setempat menggali kuburan sapi tersebut. Sapi yang telah dikubur tersebut kemudian disembelih dan dagingnya dibagi-bagikan.
"Masyarakat di sini menyebutnya dibrandu atau disembelih dagingnya dibagi-bagi dan warga mengonsumsinya,” kata Wibawanti.
Wibawanti sangat menyesalkan apa yang dilakukan warga tersebut. Saat ini dinas terus mengedukasi dan sosialisasi terkait dengan larangan mengonsumsi daging dari sapi yang sakit.
Kasus antraks di Padukuhan Jati ini memang baru pertama karena sebelumnya tidak ada kasus antraks. Sehingga perlu penelurusan dari mana asal hewan yang terpapar anthraks tersebut.
"Antisipasinya kami lokalisasi wilayah itu agar hewan ternak dari padukuhan ini tidak keluar," kata dia.
Dia mencatat ada 12 ekor ternak di Padukuhan Jati yang positif antraks. Ternak ini terdiri atas 6 ekor sapi dan 6 kambing.
Wakil Bupati Gunungkidul, Heri Susanto mengatakan, Setelah mengonsumsi, tiga orang warga meninggal dunia. Namun diagnosa dari RSUP Dr Sardjito hanya satu orang yang meninggal dunia akibat positif antraks.
"Dua orang lagi belum ada hasil laboratoriumnya," tutur dia.
Pemkab Gunungkidul belum akan menerapkan kejadian luar biasa (KLB) karena masih perlu didiskusikan. Untuk peningkatan ke level Kalurahan juga masih didiskusikan terlebih dahulu.
Kepala BBVET Wates, Hendra Hidayah menyatakan, 87 orang dinyatakan zeropositif, mungkin pernah terpapar tetapi secara klinis dia tidak menunjukkan gejala.
"Dia sehat tetapi pernah terpapar penyakit," kata dia.
Hasil penelusuran dari Kementrian Kesehatan, bisa jadi kumannya tidak ada di wilayah Padukuhan Jati. Namun demikian, spora terhirup dari tanah ataupun mungkin mengkonsumsi daging juga bersentuhan dengan luka.
"Kemungkinan pernah terpapar tetapi sedikit. cenderung sembuh karena antibodi sudah terbentuk," ujar dia.
Editor: Kuntadi Kuntadi