930 Hewan Ternak di Bantul Positif PMK, Bantul Tunggu Vaksin

BANTUL, iNews.id- Bupati Bantul Abdul Halim Muslich menyebut penyakit mulut dan kuku (PMK) sudah menjadi pandemi karena sudah menasional atau sudah menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. Demikian juga di Bantul ia menyebut juga sebagai pandemi.
Halim menuturkan, di Bantul saat ini sudah ada 930 hewan ternak yang terjangkit PMK. Meskipun baru indikasi namun 930 hewan ternak tersebut sudah menunjukkan tanda positif secara klinis. Dari 930 hewan ternak yang positif tersebut terbanyak ada di Kapanewon Pleret.
"Di Pleret ada 513 kasus hewan yang terkena PMK," ujar dia, Selasa (14/6/2022) saat meninjau kandang sapi yang semua hewannya terjangkit PMK di Dusun Jembangan Kalurahan Segoroyoso Kapanewon Pleret.
Oleh karenanya, Halim mengaku telah menginstruksikan semua Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) agar terjun melakukan penanganan atau treathment. Treathment tersebut adalah dengan melakukan penyuntikan antibiotik, antiperitik dan pemberian vitamin.
Menurutnya upaya tersebut diharapkan mampu menurunkan intensitas pandemi PMK di Bantul. Dia berharap agar pemerintah segera menurunkan vaksin untuk menanggulangi penyebaran PMK agar tidak semakin meluas.
Namun, lanjutnya, munculnya vaksin PMK karena sebelum tahun 1990 muncul PMK. Dan sejak tahun itu Indonesia sudah dinyatakan bebas PMK maka industri vaksin sudah tidak memproduksi lagi vaksin tersebut.
"Tentu mereka tidak ada pertimbangan PMK muncul. Namun tiba-tiba ada pandemi sehingga saat ini industri di Jarim baru memproduksi vaksin anti PMK. Dan karena seluruh Indonesia maka ada skala prioritas yaitu untuk sapi perah agar produksi susu terus berlangsung," kata dia.
Karenanya, ia mengimbau kepada peternak agar semakin menyadari dan memahami bagaimana perlakuan terhadap hewan yang terkena PMK. Jika ditemukan PMK maka ia meminta agar peternak segera menghubungi 10 Puskeswan yang memiliki dokter hewan.
Kendati Pleret merupakan yang tertinggi, ia tetap meminta peternak atau jagal (penyembelih) sapi di Segoroyoso untuk terus mwmotong sapi, karena ekonomi sedang tumbuh. kalau pemotong sapi berhenti maka akan mempengaruhi pemulihan ekonomi level bawah.
"Seperti pedagang bakso, restoran dan warung makan butuh daging sapi. Kalau mereka tidak memotong sapi maka restoran tutup dan ekonomi berhenti," ujarnya.
Halim menambahkan karena pandemi PMK bersifat nasional maka pihaknya harus terus berkoordinasi dengan Kementan. Tujuannya supaya ada treatment bisa dilaksanakan secara seragam dan serentak.
"Pemkab sumber dayanya terbatas maka kami hanya mengandalkan dokter hewan. Di mana secara ilmu, dokter hewan memiliki kemampuan untuk mengatasi PMK ini," kata dia.
Editor: Ainun Najib