Aliansi Mahasiswa Bantul Sebut Pola Pikir Ade Armando Dangkal, Kritik Keistimewaan DIY

YOGYAKARTA, iNews.id - Aliansi Mahasiswa Bantul angkat bicara terkait komentar Ade Armando yang mengkritik politik dinasti di DIY. Mereka menyayangkan pola pikir Ade Armando yang sangat dangkal.
Koordinator Mahasiswa untuk Bantul, Ahmad Tomi Wijaya mengatakan, statement Ade tidak berlandaskan histori dan moral yang bijak dalam menyikapi keistimewaan Yogyakarta.
"Jauh sebelum Kemerdekaan Indonesia, Yogyakarta bahkan sudah berdiri sebagai kerajaan yang independen terlepas dari kekuasaan penjajah, mulai dari Belanda hingga Jepang," katanya, Senin (04/12/2023).
Menurutnya, statement Ade Armando dipenuhi kepentingan politik untuk membela sekaligus menjatuhkan pasangan capres-cawapres tertentu. Hal ini mengakibatkan nalar kritisnya berubah menjadi pragmatis.
"Nalar Kritis dalam berbicara politik dinasti yang terjadi di Indonesia hari ini menjelang Pilpres 2024, justru diarahkan pada nalar kritis yang pragmatis oleh Bang Ade Armando," ujar Ahmad Tomi Wijaya.
Menurutnya, ditetapkannya UU Nomor 13 Tahun 2012 tentang Keistimewaan DIY jelas tanpa disertai kepentingan politik yang merugikan rakyat. Sedangkan, praktik politik dinasti itu justru terlihat jelas dalam ketetapan Mahkamah Konstitusi (MK) mengenai persyaratan batas usia cawapres.
"Ini sangat jelas dan logis merupakan regulasi yang disengajakan untuk membangun politik dinasti yang destruktif bagi masyarakat Indonesia," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, komentar Ade Armando itu viral di media sosial beberapa waktu lalu. Dalam unggahan video Ade Armando secara khusus menyampaikan kritiknya terhadap aksi demo mahasiswa di Yogyakarta yang menyampaikan protes terkait politik dinasti.
Ade Armando menilai apa yang dilakukan mahasiswa adalah ironi. Menurut pendapatnya yang jelas-jelas menunjukkan praktik politik dinasti justru adalah Yogyakarta, tempat dimana para mahasiswa melakukan aksi.
"Ironi sekali karena mereka justru sedang berada di sebuah wilayah yang jelas-jelas menjalankan politik dinasti, dan mereka diam saja. Anak-anak BEM ini harus tahu dong kalau mau melawan politik dinasti, ya politik dinasti sesungguhnya adalah Daerah Istimewa Yogyakarta, gubernurnya tidak dipilih melalui pemilu, gubernurnya adalah Sultan HB X yang menjadi gubernur karena garis keturunan," katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi