Bayang-Bayang Resesi Global, Pengusaha Mebel dan Kerajinan Revisi Proyeksi Pertumbuhan Ekspor
YOGYAKARTA, iNews.id- Para pengusaha mebel dan kerajinan yang tergabung dalam Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) merevisi target pertumbuhan ekspor tahun 2023 sebesar 13 persen menjadi 8-9 persen. Proyeksi pertumbuhan tersebut dihitung dari target yang diberikan Presiden Jokowi nilai ekspor sebesar 5 miliar USD di akhir 2024.
Ketua Presidium HIMKI Abdul Sobhur mengatakan kondisi global memang belum mendukung untuk menggapai pertumbuhan nilai ekspor sebesar 13 persen. Di mana di Eropa masih terjadi perang, sementara di zona Amerika yang merupakan pasar terbesar ekspor Indonesia yaitu 54 persen juga masih mengalami inflasi yang besar.
"Dengan melihat perkembangan yang ada maka proyeksi kenaikan ekspor 13 persen yang kami canangkan supaya di akhir 2024 mencapai 5 miliar USD dan itu angka yang ditargetkan pak Jokowi kepada mereka harus dikoreksi," kata dia saat rapat kerja nasional HIMKI di Yogyakarta, Rabu (22/2/2023).
Sobhur mengatakan kebetulan tahun ini, HIMKI memiliki proyeksi kenaikan di angka 8-9 persen sudah sangat bagus. Karena sebetulnya situasi global memang masih sulit untuk mendukung perkembangan ekspor.
Kendati demikian HIMKI melihat ada peluang yang akan mereka jajaki. Di antaranya seperti amazing market di Timur Tengah, India, Afrika Selatan dan negara-negara yang menurut hitungan mereka pasar masih sangat terbuka.
"Kami tidak mengatakan terlambat tetapi adalah satu kemungkinan yang dapat kami arahkan ke pasar seperti saat ini. Kemudian yang kedua adalah tetap dijaga pasar dalam negeri,"ujarnya.
Direktur Industri Kecil Menengah Kimia, Sandang dan Aneka Kerajinan Kemenperin, Yudi Sabaryadi mengatakan ekonomi global telah berkembang dengan sangat dinamis dan menciptakan tantangan yang besar bagi para pengusaha.
Terlebih di tengah pertumbuhan ekonomi global yang tidak menentu, ternyata beberapa negara Asia seperti Filipina Thailand Malaysia Vietnam dan Indonesia mengalami tren pertumbuhan ekonomi yang meningkat. Di Indonesia sendiri naik pada kuartal pertama hingga kuartal keempat di Tahun 2022.
"Indonesia dapat mempertahankan tingkat pertumbuhan di atas 5 persen selama 4 kuarter berturut-turut dan di kuartal 4 mencapai 5,01 dilihat dari indeks kepercayaan di industri pada Januari 2023 mencapai nilai 51,54 persen," ujarnya.
Menurutnya, keadaan lingkungan industri yang sedang ekspansi ini perlu dimanfaatkan oleh pelaku industri agar dapat tumbuh lebih baik dan semakin besar. Indonesia memiliki peluang yang besar di tahun 2023 mengingat performa industri ketika Pandemi Covid-19 cukup bagus kontribusi industri furniture terhadap PDRB nasional mencapai 1,43 persen.
Adapun kinerja ekspor industri furniture meningkat sebanyak 32,3 persen pada periode 2021 dengan nilai ekspor mencapai 2,53 miliar US Dollar sedangkan kinerja ekspor hingga bulan November 2022 cenderung stagnant di angka 2,29 miliar US Dollar jika dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Tujuan negara ekspor yang paling besar secara berturut-turut adalah Amerika serikat 54,9,8 persen Jepang 6,5 persen Belanda 4,45 persen Jerman 0.3,35 persen Inggris 3,3 persen yang dominan dengan pasar yang jelas menunjukkan karakteristik industri tanah air.
Editor: Ainun Najib