get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Pos Polisi di Yogyakarta Dilempari Molotov dan Batu

Bilik Ayah Bunda untuk Pengungsi Merapi Tuai Kritikan, Ini Penjelasan Dinas

Selasa, 01 Desember 2020 - 19:54:00 WIB
Bilik Ayah Bunda untuk Pengungsi Merapi Tuai Kritikan, Ini Penjelasan Dinas
Kondisi di dalam bilik ayah bunda di pengungsian Glagaharjo. Bilik ini diperuntukkan bagi pasangan suami istri yang ingin melepas rindu. (Foto : iNews.id/Priyo Setyawan)

SLEMAN, iNews.id -Keberadaan bilik ayah bunda untuk melepas rindu pasangan suami istri di barak pengungsian Glagaharjo, Cangkringan, Sleman mendapat kritikan. Ada yang menilai bilik itu belum diperlukan sebab yang mengungsi rata-rata lansia.

Ada juga yang mempermasalahkan lokasinya, karena di luar ruangan, yaitu berbentuk tenda berukuran 3 x 3 m di selatan barak pengungsian. Jika ada bilik asmara harusnya di dalam ruangan.

Menanggapai hal ini, Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindunga Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Sleman Mafilindai Nuraini mengaku sangat senang ada yang merespon keberadaan bilik ayah bunda di barak pengungsian tersebut. Apalagi itu merupakan kritik yang membangun, untuk perbaikan dan penataan yang lebih baik lagi.

“Kami terimakasih, ada kritik yang membangun,” kata Linda panggilan Mafilindaiti Nuraini, Selasa (1/12/2020).

Linda menjelaskan secara umum penyediaaan bilik ayah bunda itu, untuk melengkapi keberadaan barak pengungsian. Sebab barak pengungsian tidak hanya tempat untuk istirahat, tetapi juga tempat ibadah, dapur umum, MCK, ruang laktasi, tempat bermain anak. " Dan juga ada tempat untuk pemenuhan kebutuhan dasar lahir dan batin,” ujarnya.

Menurut Linda penyediaan bilik ayah bunda ini, juga sebagai antisipasi jika status Merapi meningkat dari level III (siaga) ke level IV (awas). Sehingga warga yang berada di atas harus turun ke pengungsian. Sehingga nantinya yang mengungsi bukan hanya kelompok rentan, lansia dan anak-anak, difabel, ibu hamil dan menyesui, namun semua warga. Padahal berapa lama waktu mengungsi tidak diketahui.

“Seperti juga menyiapkan barak-barak untuk warga yang masuk radius lebih jauh. Jadi penyiapan bilik ayah bunda ini untuk kesiapsiagaan dan antisipasi. Tetapi jika ternyata tidak jadi dipakai karena tidak jadi bencana ya alhamdulillah. Termasuk kalau saat ini belum diperlukan karena pengungsi hanya lansia dan anak-anak ya tidak apa-apa,” katanya.

Linda menambahkan untuk menyiapan bilik ayah bunda ini juga tidak perlu menunggu ada masalah, termasuk sebelum mendirikan bilik juga sudah berkoordinasi dengan perangkat desa setempat dan stakeholder lainnya.

Mengenai lokasi bilik ayah bunda dinilai tidak tepat di luar ruangan, Linda menyebut karena kalau di dalam ruangan seperti di dalam ruang kelas yang ada di dekat barak, infonya akan digunakan sebagai ruang isolasi jika ada yang sakit dengan gejalan Covid-19.

“Dengan pertimbangan itu, dikhawatirkan ada ketakutan tersendiri jika lokasinya dekat ruang isolasi,” katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Joko Supriyanto mengatakan, saat ini keberadaan bilik ayah bunda memang belum digunakan. Namun bilik ayah bunda ini sebagai antisipasi jika nanti semua warga sudah mengungsi.

“Kami sebenarnya juga sudah menyiapkan empat bilik ayah bunda di ruang kelas SD Muhammadiyah Cepit di bawah barak. Saat diperlukan tinggal menuntupi korden,” katanya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut