get app
inews
Aa Text
Read Next : Aktivitas Merapi Terus Meningkat, BNPB Minta Warga 3 Kabupaten di Jateng Waspada

BPPTKG: Aktivitas Gunung Merapi Fluktuatif, Sehari Terjadi 40 Kali Guguran Lava Pijar

Sabtu, 13 April 2024 - 07:50:00 WIB
BPPTKG: Aktivitas Gunung Merapi Fluktuatif, Sehari Terjadi 40 Kali Guguran Lava Pijar
Aktivitas vulkanis Gunung Merapi masih terus terjadi. (Foto: BPPTKH)

YOGYAKARTA, iNews.id - Aktivitas vulkanis Gunung Merapi terpantau masih tinggi. Dalam 24 jam terakhir, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 40 kali guguran lava pijar ke arah Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimum 1.700 meter, Jumat (12/4/2024).

BPPTKG menyebut gunung api yang berada perbatasan Sleman, Magelang, Boyolali, Klaten atau perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah ini memang sangat fluktuatif. Sepanjang hari kemarin cuaca cerah, berawan, mendung dan hujan.

Angin bertiup tenang ke arah barat dengan Suhu udara 15-25.5 °C, kelembaban udara 50-99 peren dan tekanan udara 837.6-918.9 mmHg. 

"Volume curah hujan 33 mm per hari," tulis BPPTKG, Jumat (12/4/2024).

Sementara aktivitas kegempaan di antaranya gempa guguran sebanyak 65 kali dengan amplitudo 3-21 mm, Durasi: 25.88-221 detik. Kemudian 31 gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2-17 mm, S-P  0.2-0.7 detik berdurasi 4.72-8.76 detik. 

Di samping itu ada 4 kali gempa vulkanis dangkal dengan amplitudo 23-80 mm berdurasi : 6.48-9.84 detik. Kemudian 3 kali gempa tektonik jauh amplitudo 3-8 mm, S-P 6.96 detik berdurasi : 90.96-117.88 detik.

"Tingkat aktivitas Gunung Merapi masih Level III Siaga," tulis BPPTKG.

BPPTKG menjelaskan, potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km. 

Lontaran material vulkanis bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya.

Editor: Donald Karouw

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut