get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Konten Kreator Film Pendek Bernuansa SARA dan Asusila Ditetapkan Tersangka

Bukan Film Pendek, Penulis Naskah Tilik Awalnya Berniat Buat Dokumenter

Jumat, 21 Agustus 2020 - 12:17:00 WIB
Bukan Film Pendek, Penulis Naskah Tilik Awalnya Berniat Buat Dokumenter
Tangkapan layar film pendek Tilik

YOGYAKARTA, iNews.id - Film pendek berjudul Tilik menjadi viral di media sosial. Ketertarikan orang terhadap film Tilik tak lepas dari campur tangan penulis naskah Bagus Sumartono.

Salah satu tokoh fiktif yang terkenal yakni Bu Tejo yang akting nyinyirnya menjadi trending topik di media sosial. Bagus mengaku tak menyangka kalau filmnya akan viral.

Sejumlah tokoh yang diciptakan dalam film pun menurutnya natural. Hal itu layaknya kehidupan sehari-hari masyarakat di Dlingo, Bantul.

"Saya kagum dengan semangat ibu-ibu saat tilikan (budaya menengok tetangga yang sakit). Saat di tanjakan Chino Mati, pikap mogok. Nah di situ ibu- ibu dengan santai turun dan memgganjal ban," ucapnya.

View this post on Instagram

Dinas Kebudayaan DIY @dinaskebudayaandiy bekerjasama dengan @ravacanafilms mempersembahkan film Tilik yang diproduksi tahun 2018. Film ini bercerita tentang serombongan ibu-ibu yang berangkat untuk menjenguk orang sakit atau yang dalam Bahasa Jawa disebut ‘Tilik’ dengan menggunakan kendaraan truk. Selama perjalanan, ditampilkan beragam perbincangan yang dibumbui dengan gosip. Film berdurasi sekitar setengah jam karya Wahyu Agung Prasetyo ini diproduksi dengan menggunakan Dana Keistimewaan DIY dan telah mendapatkan tiga penghargaan yakni Piala Maya 2018 kategori Film Pendek Terpilih, Official Selction di Jogja-Netpac Asian Film Festival 2018, dan Official Selection World Cinema Amsterdam 2018 . Sudahkah sedulur menyaksikan film ini? __ #PemdaDIY #JogjaIstimewa #HumasPemdaDIY #DanaKeistimewaanDIY

A post shared by Humas Pemda DIY (@humasjogja) on

Dia mengacungi jempol atas ketangguhan ibu-ibu di Dlingo. Dari sinilah inspirasi membuat tulisan.

"Di Dlingo, Bantul sudah biasa ibu-ibu naik truk dan pikap. Ini awalnya saya mau buat film dokumenter. Nah di situ ketemuan dengan Agung dan Elen dan diskusi sehingga jadilah film," katanya.

Untuk membuat lokasi syuting, dia bersama tim Ravacana juga mengambil lokasi di Dusun Saradan, Desa, Terong, Dlingo. Tokoh dalam film juga banyak melibatkan warga sekitar.

"Jadi sopir truk juga asli warga Dusun Saradan," ucap pria yang akrab disapa Bacep itu.

Lebih jauh dia menjelaskan, dalam film yang berdurasi sekitar 30 menit ini, dia berusaha menyampaikan pesan bahwa truk yang diibaratkan sebagai Bangsa Indonesia . Adegan di dalam truk merupakan gambaran rakyat Indonesia yang biasa dengan berbagai perbedaan.

"Meski pikiran dan caranya macam-macam namun semua naik truk juga dan inilah Indonesia," ucapnya.

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut