get app
inews
Aa Text
Read Next : Sejarah Pasar Kembang Jogja: dari Rel Kereta, Pedagang Bunga, hingga Stigma Prostitusi Legendaris 

Buku Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Mengabdi untuk Rakyat, Inspirasi dalam Bekerja

Minggu, 23 Januari 2022 - 19:58:00 WIB
Buku Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Mengabdi untuk Rakyat, Inspirasi dalam Bekerja
Penulis buku Panglima TNI Masekal TNI Hadi Tjahjanto mengabdi Untuk Rakyat, Yadi Hendriana (kanan) dan Herik Kurniawan (kiri) serta penyunting buku Marsma TNI Mukti Arja Berlian memberikan keterangan di Yogyakarta, Minggu (23/1/2022). (Foto:iNews.id)

YOGYAKARTA, iNews.id – Soft launching buku Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto Mengabdi Untuk Rakyat yang ditulis Yadi Hendriana dan Herik Kurniawan serta disunting oleh Marsekal Pertama (Marsma) TNI Mukti Arja Berlian digelar di Bentara Budaya, Yogyakarta, Minggu (23/1/2022). Yogyakarta menjadi kota pertama yang mendapatkan buku ini.
 
Buku yang terdiri atas 8 bab ini menceritakan dedikasi Marsekal TNI Hadi Tjahjanto dari awal menjadi prajurit hingga menjadi panglima TNI. Penulisan hingga pembuatan buku berlangsung selama satu tahun.
 
Herik Kurniawan mengatakan, keputusannya membuat buku ini karena periode kepemimpinan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto sebagai Panglima TNI banyak memiliki tantangan yang berbeda. Pertama harus mengamankan Pilkada serentak bersamaan dengan mengamankan pemilihan legislatif (pileg) dan pemilihan presiden (Pilpres). Selain itu juga banyak bencana alam yang terjadi, dimana TNI juga ikut serta dalam mengatasinya.

“Selain itu juga ada pekan olahraga nasional (PON), Asian Games dan even nasional lain hingga tantangan menghadapai pandemi Covid-19,” kata Herik.

Banyaknya tantangan ini, justru menjadikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mampu bekerja keras untuk menyelesaikan tantangan yang ada. Dia mampu menginspirasi semua orang, bagaimana seorang pemimpin bisa bekerja dengan sepenuh hati, bekerja luar biasa.

“Saya membayangkan tugas TNI adalah perang, perang dan perang. Tetapi ternyata ada tugas dan fungsi lain TNI, yakni membantu instansi lain, seperti tugas polisi dan sebagainya dalam menjaga negeri ini dari berbagai persoalan,” ujarnya.
 
Buku ini juga menceritakan sisi humanisme Hadi Tjahjanto yang  langsung turun ke masyarakat dalam mengatasi berbagai persolan. Misalnya sosialisasi protokol kesehatan (prokes), dia langsung turun ke tengah masyarakat menyematkan masker kepada warga. Ini merupakan hal yang spesial dilakukan oleh orang tertinggi orang nomer satu  di militer Indonesia.
 
“Marsekal TNI Hadi Tjahjanto begitu care dan turun sendiri memberikan contoh melaksanakan program untuk menyelesaikan persoalan yang ada,” ujarnya.
 
Herik berharap buku ini dapat menginsirasi pembaca, apapun profesinya untuk dapat bekerja total. Hadi Tjahjanto telah memberikan contok bekerja luar biasa, total dan keikhlasan, sehingga hasilnya tanpa harus diperdebatkan sudah kelihatan.  

Yadi Hendriana menambahkan buku ini banyak bercerita tentang kehidupan Hadi Tjahjanto hingga menjabat panglima TNI. Banyak sekali permasalahan yang bisa di gali, yang  sebelumnya tidak ada di media, ada di buku tersebut ini. 

“Di dalam buku ini ada inspirasi, ada cerita dan juga keteladan," ujarnya.
 
Penyunting buku, Marsma TNI Mukti Arja Berlian, mengatakan, sosok Marsekal TNI Hadi Tjahjanto bukanlah pribadi yang suka diekpos ke masyarakat. Namun, ia bersyukur beliau bersedia setelah melalui diskusi.
 
“Beliau itu energinya luar biasa, tapi tidak terlalu suka diekpos. Namun, kami yakinkan dengan maksud dari buku ini bukan untuk bapak, tapi untuk masyarakat," ujarnya.
 
Dia menyakini melalui keteladanan sosok Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang dituangkan dalam 161 halaman akan mampu meningkatkan kualitas pembaca dari pengalaman orang lain. 

“Buku ini memberikan inspirasi, seseorang harus total ketika menjalankan profesinya dengan amanahnya," ungkapnya.
 
Mengenai cover buku Marsekal TNI Hadi Tjahjanto  memeluk anak-anak Papua. Dia menyebut itu sebuah kedekatan dan foto itu diambil ketika Marsekal TNI Hadi ke Papua.
 
"Kejadian di Asmat saat pandemi Difteri. Perjalanan dari Jakarta-Asmat melalui berbagai rute yang tidak layak. Perjalanan yang sulit. Suku Asmat tinggal di daerah seperti rawa-rawa. Jalan dan rumah dibangun di atas rawa-rawa,” ujarnya. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut