get app
inews
Aa Text
Read Next : 7 Personel Polda Sulut Jadi Pasukan Perdamaian PBB di Afrika Tengah, Ini Nama-namanya

Cerita Polwan Bertugas di Afrika Tengah : Terjebak di Tengah Baku Tembak

Senin, 02 November 2020 - 20:20:00 WIB
Cerita Polwan Bertugas di Afrika Tengah : Terjebak di Tengah Baku Tembak
Briptu Hikma Nur Syafaatun memberikan keterangan soal pengugasan sebagai penjaga perdamaian di Bangui, Afrika Tengah, di Mapolda DIY, Senin (2/11/2020). (Foto : Ist)

SLEMAN, iNews.id - Brigadir Satu (Briptu) Hikma Nur Syafaatun,26, anggota Satlantas Polres Bantul baru saja pulang sebagai petugas penjaga perdamaian PBB di Bangui, Afrika Tengah. Ima panggilan Hikma Nur Syafaatun bergabung dalam Formed Police Unit (FPU). Dari Indonesia ada 140 anggota Polri, 14 di antaranya Polwan termasuk dirinya.

Ima bertugas selama 15 bulan, yaitu mulai 27 Juni 2019 hingga September 2020 sebagai tactical troops dan security camp di daerah misi tersebut.

Ima menjelaskan, Polwan bertugas sebagai penjaga perdamaian PBB ini baru pertama kali, sebelumya yang bertugas hanya polisi laki-laki. Namun pada tahun 2018 dibuka untuk Polwan. Dia pun mengikuti tes dan dinyatakan lolos untuk melaksanakan misi di luar negeri. Jadi ini misi pertama Polwan sebagai pejaga perdamaian PBB.

“Awalnya kami tidak bertugas di Bangui Afrika Tengah, namun di Sudan Selatan. Namun setelah pasukan PBB datang, karena Indonesia dinilai memiliki kualitas yang lebih, maka ditukar ke Bangui yang memiliki konflik lebih tinggi,“ kata Ima di Mapolda DIY, Senin (2/11/2020).

Menurut, Ima setibanya di Bangui lokasinya masih tanah lapang, belum ada bangunan untuk camp, sehingga harus membangun dari nol hingga layak huni. Selain itu juga harus bertahan dengan kondisi cuaca yang kerap berubah. Paling tidak selama tiga bulan harus beradaptasi. Apalagi selama misi, harus berhadapan dengan kelompok bersenjata dan setiap wilayah saling berkonflik.

“Ini juga menjadi kerawanan bagi kami. Apalagi tahun 2020 di sana bersamaan dengan pemilihan presiden dan kelompok bersenjata masing-masing memiliki calon presiden, sehingga ini juga menjadi rawan," ujarnya.

Ima menceritakan pengalamannya sempat mendapatkan ancaman dari kelompok bersenjata. Saat itu dirinya bersama rekan-rekannya tengah berpatroli. Tiba-tiba saja mereka mendapat serangan dari kelompok bersenjata. Patroli mereka dihentikan dan kelompok bersenjataitu meminta imbalan secara langsung. Mereka sempat tersandera di dalam mobil tapi dengan komunikasi dan memberikan pengertian ke kelompok bersenjata serta dibantu UN akhirnya mereka dibebaskan.

“Selain itu penyerangan juga sering terjadi. Bahkan kami sempat berada di tengah-tengah kelompok bersenjata yang sedang baku tembak. Tapi semua bisa pulang dengan selamat dan sehat," kata alumni Sepolwan 2013 itu.

Selama bertugas, FPU Polwan Indonesia juga mengelar charity dengan memberikan peralatan sekolah dan belajar kepada anak-anak di Bangui. Untuk komunikasi sedikit menjadi kendala karena masyarakat Bangui memakai bahasa Perancis, namun dengan pendekatan bisa berjalan dengan baik. “Saya pun ingin bisa bertugas lagi sebagai penjaga perdamaian PBB jika ada kesempatan,” ucapnya.

Kasubbid Penmas Humas Polda DIY AKBP Verena menambahkan, Polwan Polda DIY yang bertugas sebagai penjaga perdamaian di Bangui, Afrika Tengah sebenarnya ada dua orang. Selaian Briptu Hikma Nur Syafaatun, satu lagi AKP Leonisa.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut