get app
inews
Aa Text
Read Next : Identitas 15 Orang Hilang Disapu Banjir Bandang dan Longsor di Nduga Papua

Dalam 5 Tahun Terakhir Frekuensi Bencana Longsor di DIY Melonjak

Selasa, 07 Februari 2023 - 18:08:00 WIB
 Dalam 5 Tahun Terakhir Frekuensi Bencana Longsor di DIY Melonjak
Warga bergotongroyong membersihkan puing bangunan yang rusak diterjang longsor di Kulonprogo beberapa waktu silam. BPBD sebut selama 5 tahun terakhir frekuensi tanah longsor di DIY meningkat.(Foto ilustrasi: iNews.id/Budi Utomo)

YOGYAKARTA, iNews.id- Frekuensi kejadian tanah longsor di DIY mengalami tren meningkat selama lima tahun terakhir periode 2018-2022. Data ini disampaikan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY.

"Tren peningkatan tanah longsor ini perlu menjadi perhatian kita semua, terutama yang berada di kawasan rawan bencana tersebut," ujar Kepala Pelaksana BPBD DIY Biwara Yuswantana saat konferensi pers di Yogyakarta, Selasa (7/3/2023).

Dari data data BPBD DIY, bencana tanah longsor di daerah ini tercatat 147 kali kejadian selama 2018, lalu meningkat menjadi 506 kejadian pada 2019 475 kejadian. Kemudian pada 2020, 351 kejadian pada 2021, dan melonjak 707 kejadian pada 2022.

"Secara akumulatif, dalam kurun 2018-2022, bencana longsor telah terjadi sebanyak 2.186 kali di DIY dengan jumlah kejadian terbanyak di Kabupaten Kulon Progo yang mencapai 1.068, diikuti Bantul 488, Gunungkidul 389, Sleman 149, dan Kota Yogyakarta 116 kejadian," ujarnya.

Biwara menyebut, secara umum bencana longsor di DIY disebabkan dua pemicu utama, yakni kondisi tanah yang rawan longsor dan curah hujan.

Lokasi yang pernah mengalami longsor kondisi tanahnya biasanya semakin rentan atau lapuk, sehingga daya ikatnya tidak seperti sebelumnya.

"Bagi masyarakat yang tinggal di kawasan rawan longsor, kalau ada hujan lebat dalam waktu yang lama kami sarankan untuk menyelamatkan diri atau berpindah dulu ke lokasi yang lebih aman," ujarnya.

Zona rawan bencana, termasuk longsor, selama ini telah terpetakan dalam Perda tentang Rencana Tata Ruang Wilayah DIY Tahun 2019- 2039. Berdasarkan peta tersebut, dia menyebutkan kawasan yang rawan longsor antara lain di Kecamatan Samigaluh, Kokap, Kalibawang, Girimulyo (Kulonprogo), serta Semin, Patuk, Ponjong (Gunungkidul).

"Untuk mengurangi risiko longsor,  BPBD DIY lebih banyak mengandalkan edukasi bagi masyarakat agar mampu melakukan mitigasi secara mandiri dengan mengenali tanda-tanda sebelum kejadian," ujarnya

Dia mengakui jika hanya bergantung pada alat sistem peringatan dini atau early warning system (EWS) di kawasan rawan longsor jumlahnya terbatas.

Seperti di Kulonprogo terdapat tiga unit EWS online dan 39 EWS manual yang masing-masing hanya mampu menjangkau radius 100 meter di kawasan itu.

Biwara menyebut BPBD DIY bersama BPBD kabupaten/kota juga menggencarkan pembentukan desa tangguh bencana (Destana), kalurahan/kelurahan tangguh bencana (Kaltana) dan satuan pendidikan aman bencana (SPAB) di seluruh DIY.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut