get app
inews
Aa Text
Read Next : Jelang Pemakaman Pakubuwono XIII, Warga Berdatangan ke Kompleks Makam Raja-Raja di Imogiri

DBD di Bantul Sentuh 829 Kasus, Program Wow Mantul Belum Maksimal

Jumat, 21 Oktober 2022 - 10:58:00 WIB
DBD di Bantul Sentuh 829 Kasus, Program Wow Mantul Belum Maksimal
Kasus DBD di Kabupaten Bantul meningkat (Foto: Ilustrasi/Ist)

BANTUL, iNews.id - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Bantul mencapai 829 orang sampai dengan Kamis (20/10/2022). Kasus ini mengalami peningkatan dibanding 3-4 tahun lalu, tiga di antaranya meninggal. 

"Kami mengingatkan siklus 5 tahunan DBD akan jatuh tahun 2023 mendatang. Tahun ini sudah ada 829 kasus, tiga yang meninggal dan sudah diaudit positif," kata Kepala Bidang Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Sri Wahyu Joko Santosa, Jumat (21/10/2022). 

Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mengingatkan warganya agar meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit DBD. Karena saat ini sudah memasuki musim penghujan. Upaya pengendalian laju DBD harus terus dilakukan dengan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN). Di samping itu juga dengan memberikan obat-obat pengusir nyamuk.

Ia mengakui program pelepasan nyamuk Wolbacia (Wow Mantul) yang mereka lakukan bulan Mei 2022 lalu memang belum terbukti ampuh mengurangi populasi nyamuk itu sendiri. Karena sesuai prediksi, program pelepasan nyamuk wolbacia baru akan efektif di tahun ketiga.

Target awal  WOW Mantul adalah nyamuk walhacia di atas 60 persen. Namun saat ini ada 11 kecamatan yang baru mencapai 46 persen. Bahkan ada tiga dusun yang belum mencapai 30 persen. Salah satu penyebabnya adalah faktor cuaca dan kelembaban udara.

"Itu juga karena redator sekitar kayak semut dan kumbang mempengaruhi," ujarnya.

Menurut dia, di Indonesia pada umumnya DBD tahun ini meningkat. Di Bantul sendiri jika dibandingkan 3-4 tahun terakhir mengalami peningkatan. Pihaknya tidak bisa membandingkan dengan tahun 2020 dan 2021 karena saat itu pelayanan kesehatan tertutup karena Covid-19

Pihaknya mencatat angka tertinggi terjadi di bulan Januari. Namun kondisi tersebut sudah biasa terjadi di mana siklus akan naik di bulan November, Desember dan puncaknya di Januari. Kemudian Maret turun dan akan naik lagi di bulan Juli kemudian September turun dan November naik.

Penyebaran kasus DBD hampir merata di semua Kapanewon karena Bantul merupakan endemis. Namun yang tertinggi di 5 Kapanewon di antaranya Kasihan, banguntapan, Pleret, Imogiri dan Sewon.

"Sewon awalnya paling tinggi. Tetapi sekarang rendah karena di tahun 2015 sudah ada penyebaran Wow Mantul," kata dia.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut