Desain dan Warnanya Ikuti Selera Pasar, Celengan Tradisional Tetap Eksis
SLEMAN, iNews.id – Perkembangan teknologi telah merubah tradisi masyarakat dalam menyimpan uang. Sudah jarang orang menabung di dalam celengan karena tergantikan dengan tabungan di bank.
Tradisi menabung telah dilakukan sejak nenek moyang dulu. Mereka menyimpang uang khususnya koin pada tempat yang berongga, seperti bambu, ataupun celengan yang terbuat dari tanah liat (gerabah). Perkembangan zaman sempat memunculkan celengan dari bahan plastik.
Celengan tradisional yang terbuat dari tanah liat masih tetap bertahan. Salah satunya di Industri Keramik Senthong Kiwo yang ada di Kasongan, bantul. Hanya fungsinya yang mulai berubah sebagai penghias ruangan. Bentuk celengan juga mengikuti perkembangan jaman dan kemajuan teknologi informasi.
Jika dulu celengan hanya berbentuk bulat seperti kendi atau hewan kini semakin bervariasi. Banyak celengan berbentuk tokoh kartun seperi doraemon, angry birds, Pak Raden, Asmuni hingga Celengan Dimas-Diajeng yang identik dengan cendera mata Kota Yogyakarta.
“Perubahan model celengan ini menjadi bahan penelitian saya khususnya dari aspek bentuk, fungsi dan finishingnya,” kata Mahasiswa program studi Pendidikan Kriya Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta (UNY).
Dulu warna celengan gerabah juga hanya mengikuti warna tanah liat yang dibakar. Namun kini sudah dilengkapi dengan berbagai cat mengikuti selera pemesan dan pasar. Celengan tanah liat juga semakin menawan ketika diletakkan di meja tamu untuk penghias ruangan.
Apalagi celengan dengan model dimas diajeng dengan nuansa batik menjadi bagian yang tidak bisa dipisahkan dengan pariwisata DIY. Celengan ini kerap dibeli wisatawan sebagai cendera mata khas Yogyakarta.
Menurutnya, produk celengan saat ini dengan perencanaan desain yang terstruktur menyesuaikan keinginan pemesan. Awalnya gambar di kertas kemudian dibentuk menjadi karya tiga dimensi. Selain itu pewarnaan juga mengikuti motif dan warna dengan tehnik peracikan.
“Finishing celengan sekarang lebih bagus,” katanya.
Pemilik Senthong Kiwo, Bambang Utoyo mengatakan, Senthong Kiwo terus berkembang mengikuti tuntutan zaman. Dulu celengan masih tradisional dan kini bentuk, model dan mengikuti tren dan pesanan.
“Pilihan bentuk atau model celengan yang dihasilkan unik dan beragam warna. Ini yang menjadikan produk ini masih eksis,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi