get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Pawang Ular di Purworejo Racik Darah dan Sumsum Kobra jadi Jamu, Berani Coba?

Didirikan Sejak 1925, Jamu Ginggang Pakualaman Banyak Diburu Konsumen untuk Jaga Kesehatan

Senin, 31 Januari 2022 - 14:37:00 WIB
Didirikan Sejak 1925, Jamu Ginggang Pakualaman Banyak Diburu Konsumen untuk Jaga Kesehatan
Salah seorang konsumen menikmati jamu gingggang untuk menjaga kesehatan. (foto: iNews.id/Galih Wisma)

YOGYAKARTA, iNews.id - Pandemi Covid-19 mampu membangkitkan industri jamu tradisional di Kota Yogyakarta. Banyak konsumen memburu jamu tradisional untuk meningkatkan imunitas dan menjaga kesehatan. 

Minum jamu merupakan salah satu budaya yang dilakukan masyarakat Jawa. Tradisi ini sudah ada sejak nenek moyang dulu. Hanya saja dalam perkembangannya jamu kalah dengan minuman kekinian, yang mengadopsi minuman dari negara asing.  

Salah satu kedai jamu yang masih bertahan, adalah kedai jamu Ginggang yang ada di Pakualaman, Yogyakarta. Kedai ini sudah berusia lebih dari satu abad. Kedai ini kini dikelola oleh generasi kelima.  

“Di sini konsumen bisa langsung mencicipi dan minum langsung,” kata Yayuk, salah satu pembuat jamu.

Yayuk menekuni usaha ini warisan dari kakek buyutnya. Berbeda dengan kedai jamu dulu, kini diseting lebih rapi dan nyaman layaknya kafe. Harapannya konsumen bisa betah dan kembali menyukai minum jamu.

Jamu merupakan minuman yang dipercaya memiliki khasiat untuk kesehatan. Selain meningkatkan daya tahan tubuh, juga dipercaya bisa mengobati berbagai penyakit. Seperti masuk angin, sakit perut, diare, batuk dan berbagai penyakit lainnya. 

“Jamu Ginggang ini sudah sejak 1925, ini usaha turun temurun yang dikelola keluarga dari Mbah Joyo sebagai perintis pertama,” katanya.

Jamu Ginggang dulu merupakan minuman yang hanya diberikan kepada abdi dalem Pakualaman. Mbah Joyo merupakan salah satu abdi dalem yang diberi kepercayaan untuk meracik jamu kepada semua kerabat Kadipaten Pakualaman. Seiring berjalannya waktu, jamu ini diperjual belikan kepada masyarakat luas.  

Jamu Ginggang berasal dari kata Genggang yang bermaksa tansah genggah yang berarti tercipta persahabatan dan kekeluargaan agar tidak ada jarak antara kerabta Keraton dengan masyarakat. Nama ini disematkan oleh KGPAA Pakualam VII. 

“Kami buka dari pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 20.00 WIB,”ujarnya.

Satu gelarnya dibanderol dengan harga Rp6.000 sampai dengan Rp25.000 tergantung jenisnya. Mulai dari beras kencur, kunyit asam, hingga galian singset dan sehat pria.  

Salah seorang pelanggan Lya mengaku sudah beberapa tahun menjadi pelanggan di kedai Jamu Ginggang. Menurutnya jamu ginggang lebih alami dan rasanya lebih nikmat dibandingkan jamu yang ada di pasaran. 

“Rasanya lebih mantap di banding jamu serupa di pasaran,” ujarnya.

Hampir setiap bulannya, Lya selalu mampir ke kedai ini untuk mencicipi jamu. Alasannya untuk menjaga kesehatan agar tidak mudah sait dan kecaoekan.

“Saya lebih percaya yang tradisional ini kan herbal jadi lebih aman,: ujarnya. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut