get app
inews
Aa Text
Read Next : Kisah Inspiratif Rizal Galih, Lulus S2 UGM dengan IPK Sempurna dalam Waktu 22 Bulan

Epidemiolog Sebut GeNose Bukan Pendeteksi Covid-19

Rabu, 23 Juni 2021 - 16:57:00 WIB
 Epidemiolog Sebut GeNose Bukan Pendeteksi Covid-19
Petugas memeriksa sampel menggunakan alat GeNose C19 di Terminal Giwangan, Umbulharjo, Yogyakarta, Senin (17/5/2021). (Foto : Antara)

JAKARTA, iNews.id - Keakuratan GeNose untuk mendeteksi Covid-19 diperdebatkan. Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, menyebut tes GeNose bukan alat pendeteksi Covid-19. 

Menurut dia, mesin GeNose dilatih untuk mendeteksi apabila seseorang sudah terinfeksi Covid-19, dimana yang dites adalah hasil dari satu metabolisme. Itu sebabnya, alat GeNose cocok digunakan di rumah sakit untuk mendeteksi keberadaan virus pada pasien yang sudah terinfeksi Covid-19. 

"Mesin GeNose ini lebih diperuntukkan untuk rumah sakit yang mendeteksi pasiennya dalam masa pemulihan Covid-19. Jadi bukan untuk mendeteksi adanya virus Covid-19 atau tidak,” kata Dicky,kepada MNC Portal Indonesia, Rabu (23/6/2021).

Dia menjelaskan, mesin GeNose yang dipakai selama ini sudah dilatih sesuai setingan rumah sakit. Kemudian pada fase berikutnya juga diseting untuk pasien yang sedang rawat jalan.

Sampai sejauh ini mesin GeNose sudah ditempatkan di banyak stasiun ataupun bandara. Namun, selama periode penggunaannya tidak ada evaluasi publikasi terkait jumlah orang yang terindikasi Covid-19.

“Sampai sejauh ini tidak ada data yang menunjukkan hasil dari tes GeNose dari tempat-tempat tersebut. Misalnya, dari sekian puluh ribu tes GeNose di Indonesia kemudian dibandingkan dengan tes PCR hasilnya akurat. Kalau ada tindakan seperti itu baru bisa dikatakan tes Genose memiliki tingkat keakuratan yang sebanding dengan tes PCR. Tapi sampai sekarang publikasi seperti itu tidak ada,” ungkap Dicky.

Terkait hal tersebut, pemerintah justru memperbanyak layanan tes GeNose di stasiun. Belum lama ini, PT. KAI menambah dua stasiun yang membuka layanan tes GeNose bagi penumpang KA. Menurut Dicky, seharusnya, pemerintah melakukan evaluasi terlebih dahulu dari tes GeNose yang selama ini sudah berlangsung.  

“Realitanya sekarang, belum ada evaluasi dari hasil tes GeNose itu tapi malah sudah diperbanyak lagi tes GeNose ini. Ini saya tidak tahu dasarnya apa. Buktinya sekarang kasusnya malah meningkat,”katanya.

Tak ayal jika sekarang lonjakan kasus meningkat, Dicky menilai salah satu faktornya adalah tingginya pergerakan masyarakat dengan moda transportasi umum yang mengandalkan tes Covid-19 buatan UGM ini.

Dicky menyampaikan, apabila dalam situasi seperti ini pemerintah belum sanggup melakukan PSBB, setidaknya dari sisi perjalanan moda transportasi bisa dibatasi.

Dia mengingatkan, jangan sampai ada penempatan mekanisme screening seperti tes GeNose untuk pembenaran orang boleh melakukan bepergian.

“Ketika esensial pergi yang dalam keadaan darurat, setidaknya melakukan tes antigen di laboratorium atau rumah sakit yang kredibel. Karena tes antigen sudah mendapat rekomendasi WHO. Lebih baik lagi PCR tapi harus mengeluarkan dana cukup mahal,” ujar Dicky.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut