get app
inews
Aa Text
Read Next : 5 Pos Polisi di Yogyakarta Dilempari Molotov dan Batu

Gunung Merapi Menggembung, Ini Pengamatan Sang Juru Kunci

Senin, 13 Juli 2020 - 06:44:00 WIB
Gunung Merapi Menggembung, Ini Pengamatan Sang Juru Kunci
Erupsi Gunung Merapi pada Jumat (10/4/2020). (Foto: Dok BPPTKG)

SLEMAN, iNews.id - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta terpantau mengalami peningkatan aktivitas. Namun, sang juru kunci Merapi menilai penggelembungan di gunung tersebut terbilang wajar.

Tahun 2010, Gunung Merapi meletus hebat dan menimbulkan banyak korban jiwa. Letusan itu pun membuat perubahan bentuk fisik pada gunung.

Juru kunci Gunung Merapi, Bekel Anom Suraksosihono menilai gejala itu masih terbilang wajar. Penggembungan, katanya hanya bisa terlihat jelas bila diamati dengan peralatan.

“Kalau menurut saya masih biasa-biasa saja. Memang, kalau diamati betul pakai alat, keliatan jelas kalau ada penggembungan. Tapi kalau dilihat sekilas itu enggak begitu keliatan. Aktivitas gunung pun masih terlihat wajar,” kata laki-laki yang akrab disapa Mas Asih, Minggu (12/7/2020).

Kendati begitu, dia tetap mengimbau kepada warga setempat agar selalu waspada. Warga diminta tidak lalai terhadap gejala apapun yang muncul dari Gunung Merapi. Apalagi, saat ini informasi terbaru seputar aktivitas vulkanik Gunung Merapi lebih mudah didapatkan.

Selain itu, dia juga meminta kepada siapapun untuk tidak takut atau panik. Di saat yang sama warga juga harus mematuhi radius aman 3 km dari puncak Merapi.

Sejak dilaporkan terjadi penggembungan, belum ada perubahan status bahaya atau potensi terjadi bencana. Namun, pemerintah daerah Sleman sudah merancang ulang langkah mitigasi bencana yang sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19.

Asih mengatakan saat ini masyarakat punya inisiatif lebih tinggi. Ketika muncul gejala vulkanis seperti asap atau getaran dari arah Merapi, warga tak perlu menunggu komando untuk menyelamatkan diri. Masyarakat juga terbantu oleh wawasan lokal tentang pengamatan arah letusan.

“Kalau semisal dilihat dari sini arah anginnya ke barat, utara, atau timur itu artinya aman. Nah, kalau arahnya ke selatan, masyarakat pun juga gak perlu terlalu panik. Masyarakat yang penting tenang dulu terus pelan-pelan menjauhi bahaya,” katanya.

Meski begitu, diakui letusan hebat pada tahun 2010 menghasilkan trauma yang begitu mendalam bagi sebagian warga. Akibatnya, ada juga warga yang lari begitu mendengar suara dentuman dari puncak Merapi.

Sebelumnya, Kepada Badan Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida membenarkan bahwa memang terjadi penggembungan atau deformasi pada tubuh Merapi.Konsekuensi dari deformasi, katanya ada dua.

Pertama, peningkatan potensi erupsi eksplosif. Kedua, deformasi juga dapat menimbulkan kubah lava. Sementara itu deformasi tidak menimbulkan peningkatan potensi terjadinya letusan besar.

“Letusan tidak tahu kapan terjadi, tetapi potensinya masih sama dengan erupsi eksplosif pada 2019 lalu,” katanya.

Artikel ini telah tayang di Harianjogja.com dengan judul "Tubuh Merapi Menggembung, Ini Pengamatan Juru Kunci"

Editor: Nani Suherni

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut