get app
inews
Aa Text
Read Next : Gus Ipul Jenguk Rosi Santri Korban Tragedi Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo, Ini Pesannya

Hadiri Hari Santri di Sleman, Wapres Sebut Indonesia Adalah Negara Kesepakatan

Senin, 24 Oktober 2022 - 14:38:00 WIB
Hadiri Hari Santri di Sleman, Wapres Sebut Indonesia Adalah Negara Kesepakatan
KH Ma'ruf Amin hadiri hari santri di MBS Prambanan Sleman Yogyakarta. (Foto : MPI/erfan Erlin)

SLEMAN, iNews.id- Wakil Presiden Ma'ruf Amin beserta istrinya menghadiri acara Peringatan Hari Santri Nasional di Pondok Pesantren Muhammadiyah (PPM) MBS Yogyakarta di Kecamatan Prambanan, Senin (24/10/2022). Tampak hadir juga Wakil Gubernur DIY KGPAA Paku Alam ke X dan Mantan Ketua PP Muhammadiyah Busyro Muqoddas. 

Acara ini juga dihadiri ribuan santri Pondok Pesantren Muhammadiyah. Wapres Ma'ruf Amin menuturkan pemerintah menetapkan Hari Santri Nasional untuk menghargai peran santri dalam masa kemerdekaan. 

Semangat santri di masa kemerdekaan diharapkan juga bisa menjadi tauladan santri sekarang dan yang akan datang. 

"Di mana santri saat itu mengorbankan jiwa raga mereka. Itu harus menjadi tauladan bagi kita semua,"kata dia.

Ma'ruf mengatakan, santri harus memiliki semangat Hizbul Waton atau cinta tanah air. Di mana semangat tersebut dulu mampu melahirkan laskar-laskar santri yang berjuang untuk kemerdekaan RI. Di samping juga menginisiasi fatwa jihad mengusir penjajah.

Para santri dan kalangan pondok pesantren juga berperan dalam menyusun kesepakatan nasional yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan UUD 45. Seperti dicontohkan pemimpin mereka, Kyai Hasyim Asy'ari dan Kyai Ahmad Dahlan yang berjuang pada masa hidupnya.

"Mereka berjuang dan membuat tempat suatu organisasi untuk pengikutnya yaitu NU dan Muhammadiyah. Dua organisasi adalah warisan yang sangat baik bagi keduanya tempat mengabdikan diri," kata dia.

Menurut Ma'ruf, Muhammadiyah Boarding School (MBS) merupakan warisan dari pengaruh KH Ahmad Dahlan. 

Jika KH Hasyim Asy'ari dan KH Ahmad  Dahlan disebut mujahidin yaitu pejuang yang melahirkan kemerdekaan, maka santri sekarang harus menjadi mujahidin dalam bentuk lain.

Mujahidin sekarang adalah menjaga kesepakatan nasional yaitu NKRI, Pancasila dan UUD 45 atau hal yang menjadi dasar berbangsa dan bernegara. 

Karena negara didirikan berdasarkan kesepakatan nasional dari semua elemen bangsa dan santri serta tokoh santri  yang mengambil bagian dalam penyusunan konstitusi bangsa ini.

"Oleh karena itu saya menamakan negara ini sebagai Darul Nifa atau negara kesepakatan atau darul ahli wasahadi," ujarnya.

Ma'ruf menandaskan bangsa ini tidak boleh melanggar kesepakatan. Oleh karena itu mengawal kesepakatan nasional itu merupakan salah satu kewajiban yang harus dilakukan. Karena mengawal kesepakatan naisonal tidak bertentangan dengan semangat memenuhi janji kepada Alloh SWT

Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X menambahkan guna merealisasikan martabat manusia maka harus refleksi krisis yaitu sesuai sila kedua Pancasila. Ketika bangsa menyadari betapa pentingnya transformasi budaya bangsa dalam terminologinya menggaungkan revolusi mental seperti yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

"Santri sekarang harus menjadi santri yang berkemajuan demi membangun bangsa ini," kata dia.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut