get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Kendaraan Kecelakaan Beruntun di Kulonprogo, Toyota Calya Terjepit 2 Truk

Harga Kedelai Catat Rekor Termahal, Perajin Tahu: Kami Sulit Naikkan Harga Jual

Selasa, 01 Juni 2021 - 15:49:00 WIB
Harga Kedelai Catat Rekor Termahal, Perajin Tahu: Kami Sulit Naikkan Harga Jual
Perajin tahu di Sentolo, Kulonprogo sedang memproduksi tahu, Kenaikan harga kedelai membuat perajin kesulitan. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id – Sejumlah perajin tahu di Kabupaten Kulonprogo mengeluhkan kenaikan harga kedelai yang mencapai Rp11.000. Ini merupakan harga tertinggi, karena kenaikan harga kedelai tidak pernah semahal saat ini. 

“Saya sudah 40 tahun menggeluti usaha tahu. Baru kali ini harga kedelai semahal ini,” kata Ketua Paguyuban Tahu Murni Wonobroto, Sentolo, Ponimin Harjono, Selasa (1/6/2021). 

Menurut dia, kenaikan harga kedelai sudah dirasakan sejak 2020 lalu. Saat itu harga kedelai per kilogramnya sudah mencapai Rp7.000. Harga tidak pernah turun dan terus merangkak naik dengan kenaikan antara Rp100 sampai dengan Rp500 setiap minggunya. Akhinya pada bulan Mei kemarin harga sudah mencapai Rp11.000. 

Ponimin mengaku, para perajin tahu juga masih harus dibebani kenaikan harga plastik dan minyak goreng. Sementara mereka tidak mungkin menaikkan harga jual, karena daya beli masyarakat turun. 

“Ini sangat berat, karena kenaikan kedelai ini bersamaan dengan kenaikan plastik dan minyak goreng,” katanya.

Agar bisa bertahan, sejumlah perajin terpaksa mengurangi ukuran tahu. Cara ini pernah dilakukan ketika harga kedelai mengalami kenaikan beberapa waktu lalu. Mengurangi ukuran dirasakan paling mungkin dilakukan, karena tidak mungkin harga dinaikkan. 

“Ukurannya saya kurangi sedikit, kalua harga sama. Tidak mungkin haga dinaikkan nanti konsumen malah lari,” kata Dawud, perajin tahu yang lain.  

Setiap harinya, Dawud menghabiskan minimal 50 kilogram kedelai. Dia memilih kedelai impor dibandingkan kedelai lokal karena hasilnya lebih maksimal. Kedelai lokal harganya memang lebih murah namun hasil produksinya tidak optimal. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut