get app
inews
Aa Text
Read Next : Belanda Bangun 258 Benteng Lawan Pangeran Diponegoro, Semua Gagal Total!

Hasil Penelitian Dosen Biologi UAD Sungai Progo Tercemar Mikroplastik karena Sampah Popok Bayi

Selasa, 30 Mei 2023 - 15:44:00 WIB
Hasil Penelitian Dosen Biologi UAD Sungai Progo Tercemar Mikroplastik karena Sampah Popok Bayi
Aliran Sungai Progo tercemar mikroplastik karena sampah popok bayi. (Foto: dok Dinas PUP-ESDM DIY)

YOGYAKARTA,iNews.id- Cemaran mikroplastik di Sungai Progo yang sebagian besar melintasi wilayah DIY dinilai sudah sangat mengkhawatirkan. Hal ini diketahui dari hasil penelitian yang dilakukan Dosen Biologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Inggita Utami. Sejak 2020, Inggita secara intens meneliti cemaran mikroplastik di aliran Sungai Progo. 

Dari penelitian yang dilakukannya, dengan banyaknya sampah plastik yang dapat ditemukan di aliran Sungai Progo, dapat dipastikan bahwa air sungai tersebut sudah tercemar mikroplastik. Bahkan, pada penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Lebreton (2017), juga menyebutkan bahwa Sungai Progo masuk dalam daftar 20 sungai dengan input sampah plastik terbesar di dunia.

Adapun sumber pencemaran plastik utama ke Sungai Progo menurut Inggita berasal dari sampah rumah tangga dan pertanian. Misalnya, popok bayi, dalam penelitiannya pernah ditemukan lebih dari 200 buah popok bayi yang dibuang tanpa dibersihkan terlebih dahulu. 

"Tidak hanya popok, ada juga pembalut, kain, kemudian pernah saya mendengar cerita dari mahasiswa saya ada yang buang kasur, buang baju itu sampai satu boks besar, di buang ke Sungai Progo," katanya, Selasa (30/5/2023).

Inggita menyebut sampah-sampah plastik yang terbuang di Sungai Progo kemudian terdegradasi sehingga menjadi mikroplastik. Dalam penelitiannya itu, di kawasan hulu setelah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah setelah memasuki Kulonprogo, Inggita menemukan kandungan partikel mikroplastik pada air rata-rata mencapai 276 per kilogram sedimen. 

Sedangkan di kawasan tengah, rata-rata jumlah partikel mikroplastik mencapai 480 partikel tiap kilogram sedimen. Jumlahnya semakin meningkat pada muara sungai menjadi 645 partikel per kilogram sedimen.

Inggita juga sempat melakukan analisis cemaran mikroplastik pada air Sungai Progo yang digunakan sebagai air baku salah satu instalasi pengolahan air di Bantul. Hasilnya, ditemukan jumlah partikel mikroplastik mencapai 3.465 per liter air.

Meski airnya sudah diolah, namun teknologi pengolahan tersebut hanya mampu mengurangi kandungan mikroplastik sekitar 70 persennya saja. 

"Jadi kandungan mikroplastik pada air yang didistribusikan ke masyarakat itu masih hampir 1.000 partikel per liter," ujarnya.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa meski Sungai Progo tidak melewati kawasan padat penduduk seperti Sungai Winongo, Gajahwong, atau Code, bukan berarti Sungai Progo aman dari berbagai jenis cemaran, termasuk mikroplastik. 

Menurutnya, area rural atau pedesaan dengan jumlah penduduk yang tinggi seperti yang dilewati aliran Sungai Progo memang menghasilkan lebih sedikit sampah plastik dibanding kawasan perkotaan. Namun, kata dia, resiko terjadinya kesalahan pengelolaan sampah plastik justru lebih tinggi dibandingkan dengan kawasan perkotaan yang memiliki teknologi lebih canggih.

"Jadi kebocoran sampah plastik khususnya diperairan itu akan jadi lebih besar di pedesaan atau kawasan-kawasan yang teknologinya belum secanggih perkotaan," katanya.

Selain itu, area pertanian yang banyak dilewati aliran Sungai Progo juga ikut menyumbang cemaran mikroplastik yang cukup tinggi. Mulai dari sampah plastik mulsa, polybag, atau bekas peralatan pertanian yang lain. 

"Ada juga kandungan-kandungan pupuk yang digunakan yang kemudian terbuang ke sungai sehingga juga menjadi salah satu penyumbang cemaran mikroplastik ini," ujarnya.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut