get app
inews
Aa Text
Read Next : Gempa Hari Ini Magnitudo 4,5 Guncang Jailolo Maluku Utara

Hujan Es Kembali Terjadi di Sleman, Begini Penjelasan BMKG

Rabu, 03 Maret 2021 - 15:28:00 WIB
Hujan Es Kembali Terjadi di Sleman, Begini Penjelasan BMKG
Hujan es sebesar kelereng terjadi di Kabupaten Sleman. (Foto: dok/BPBD Sleman)

SLEMAN, iNews.id – Hujan deras disertai angin kencang dan es sebesar kelereng, kembali melanda wilayah Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta, Rabu (3/3/2021).  Hujan es ini muncul karena cuaca ekstrem terjadi di wilayah DIY.

Hujan es ini muncul sekitar pukul 13.30 WIB di wilayah kapanewon Turi dan Depok. Hujan es ini ditemukan di Babadan, Girikerto, Turi, Donokerto dan di Barek, Caturtunggal, Depok Sleman.
 
“Sementara dari dua tempat itu yang dilaporkan terjadi hujan es,” kata Kabid Kedarurtan dan Logistik Badan Penanggulanan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan, Rabu (3/3/2021).
 
Makwan mengatakan, hujan es ini tidak berlangsung lama sehingga tidak ada dampak kerusakan yang ditimbulkan. Sejauh ini BPBD juga belum mendapatkan adanya laporan kerusakan akibat hujan es ini. 

Menurut Makwan adanya hujan es ini, karena adanya cuaca ektrem di suatu tempat, terutama suhunya yang dingin dan dari akumulasi itu maka muncul hujan es tersebut. Hanya saja tidak menyebar ke semua wilayah melainkan hanya di blok-blok tertentu.

Kepala Stasiun Klimatologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofiska (BMKG) DIY Reni Kraningtyas mengatakan, terjadinya hujan es karena saat ini udara hangat, lembab dan labil terjadi di permukaan bumi. Ini terjadi karena adanya pengaruh pemanasan bumi yang intensif akibat radiasi matahari mengangkat massa udara tersebut ke atas atau atmosfer dan mengalami pendinginan.

Setelah terjadi kondensasi, terbentuk titik-titik air yang terlihat sebagai awan Cumulonimbus (Cb). Karena kuatnya energi dorongan ke atas saat terjadi proses konveksi maka puncak awan sangat tinggi hingga sampai freezing level.  Freezing level ini terbentuk Kristal-kristal es dengan ukuran yang cukup besar.
 
“Saat awan sudah masak dan tidak mampu menahan berat uap air, terjadi hujan lebat disertai es. Es yang turun ini bergesekan dengan udara sehingga mencair dan ketika sampai permukaan tanah ukurannya lebih kecil,” katanya.

Menurutnya hujan es saat ini masih berpotensi tinggi terjadi pada musim hujan dan juga pada saat pancaroba. Hujan es ini sifatnya sangat lokal (radius 2 Km) yang disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus lebih dari 10 kilometer.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut