Jaga Harga Komoditas, BI DIY Lakukan Digitalisasi Pertanian

YOGYAKARTA, iNews.id- Aspek ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi masih menjadi fokus utama dalam strategi kebijakan pengendalian inflasi nasional dan daerah. Inflasi masih menjadi salah satu indikator ekonomi suatu wilayah.
Kepala Perwakilan BI DIY, Budiharto Setyawan menuturkan, menindaklanjuti arahan Tim Pengendalian Inflasi Pusat, di tahun 2022 Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) DIY kembali melanjutkan dan memperkuat beberapa program. Program tersebut di antaranya adalah Smart Digital Farming, Korporatisasi Petani, Kerja sama antar Daerah (KAD), dan digitalisasi UMKM hilir.
"Terkait hal itu, Kantor Perwakilan Bank Indonesia DIY bersama Pemda DIY menggelar kegiatan Capacity Building TPID se-DIY Pengendalian Inflasi melalui Digitalisasi Pertanian pada hari ini (19/5) di Yogyakarta," kata dia, Kamis (19/5/2022).
Budiharto menuturkan, untuk menjawab tantangan pengendalian inflasi dari sisi suplai maupun permintaan, TPID DIY melakukan inisiatif digitalisasi klaster dari hulu ke hilir. Digitalisasi sisi hulu dilakukan melalui uji coba teknologi pertanian Smart Digital Farming di lahan pertanian.
Upaya hilirisasi tersebut mereka lakikan melalui program onboarding UMKM pada digital platform, dan digitalisasi pasar lelang cabai untuk memperluas akses pasar melalui aplikasi diPanen.id, sebuah inovasi aplikasi lelang digital berbasis android.
Capacity building TPID se-DIY kali ini bertujuan untuk mensosialisasikan penggunaan aplikasi lelang cabai diPanen.id dan meningkatkan kompetensi para anggota TPID DIY terkait optimalisasi digitalisasi pertanian.
"Peserta dari Dinas terkait dan Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) di Provinsi/Kota/Kabupaten di DIY," ujarnya.
Pengembangan aplikasi diPanen.id dimulai pada tahun 2020 ini dalam rangka mendukung hilirisasi komoditas cabai di Sleman. Hingga Maret 2022, jumlah petani yang semula hanya 900 orang bertambah menjadi 1937 orang, dengan 14 titik kumpul.
Hal ini juga berdampak pada meningkatnya tonase dan omset petani cabai di Sleman. Aplikasi diPanen.id ini juga berhasil memotong asymmetric information terkait harga jual cabai yang didukung oleh tersedianya data transaksi lelang cabai yang dapat diakses oleh semua pihak.
Budi menjelaskan ketika harga sedang turun, diPanen.id mampu melindungi harga jual cabai rawit agar tidak turun terlalu dalam. Saat masa panen raya, stok cabai rawit melambung tinggi sehingga secara siklus, harganya jadi turun.
"Namun keberadaan pasar lelang digital mampu meningkatkan keterbukaan informasi," ujarnya.
Dengan adanya sistem yang transparan, petani dapat mendapatkan harga jual terbaik ketika masa panen raya.
Keberhasilan dan kesuksesan pengendalian harga dan pasokan tersebut tentunya akan semakin baik jika tidak hanya diterapkan di Sleman namun juga di seluruh kota/kabupaten di DIY.
Harapannya Dinas Pertanian dan Gapoktan di masing-masing kabupaten/kota dapat mengimplementasikan bahkan mengembangkan mekanisme smart digital farming diPanen.id sehingga ketersediaan pasokan dan kelancaran distribusi terutama untuk volatile food di DIY ini tetap terjaga dengan baik.
Editor: Ainun Najib