get app
inews
Aa Text
Read Next : Ternyata Ini Alasan SPBU Swasta Tolak Beli BBM Impor Via Pertamina

Jaga Kelestarian Hayati, Pertamina Lepasliarkan Burung Gelatik Jawa

Rabu, 20 Maret 2019 - 23:30:00 WIB
Jaga Kelestarian Hayati, Pertamina Lepasliarkan Burung Gelatik Jawa
Rizky Yudhistira, Perwakilan PT Pertamina bersama Kepala BKSDA Junita Parjanti dan masyarakat Jatimulyo melepas tali untuk membuka kandang dalam pelepasan burung Gelatik di Desa Jatimulyo, Girimulyo Kulonprogo. (Foto: iNews.id/Kuntadi)

KULONPROGO, iNews.id – PT Pertamina tidak hanya fokus dalam pengelolaan sumber daya energi. Mereka juga memiliki komitmen kuat untuk menjaga keanekaragaman hayati. Salah satunya dengan melakukan penangkaran burung gelatik Jawa dan rusa.

Burung hasil penangkaran itu dilepasliarkan ke alam untuk menjaga dari kepunahan. Burung gelatik Jawa (lonchura oryzivora) menjadi salah satu spesies burung yang dilindungi undang-undang.

Perburuan yang besar menjadikan populasi burung ini di alam semakin berkurang. Selain warna bulunya yang cantik, burung inipun juga mengeluarkan kicauan yang sangat merdu. Tak ayal burung inipun memiliki nilai jual yang cukup tinggi.  

Sejak 2016 lalu, Terminal BBM Rewulu PT Pertamina (Persero) menginisasi Konservasi dan pelestarian burung Gelatik Jawa melalui kegiatan penangkaran. Di atas lahan seluas delapan hektare mereka melakukan penangkaran bersama dengan rusa.

Alhasil beberapa burung hasil penangkaran itupun sudah dilepasliarkan ke alam di Kawasan Gunungkelir, Jatimulyo, Girimulyo, Kulonprogo bekerja sama dengan Yayasan Kanopi Indonesia, Masyarakat Pemerhati Burung Jatimulyo (MPBJ), Omah Kopi Sulingan, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Yogyakarta beberapa waktu yang lalu.

“Kita pilih di Jatimulyo ini karena di sana masih terdapat hatitat alaminya. Beberapa burung gelatik juga masih ada di hutan ini,” kata Rizky Yudisthira Pjs Operation Head PT Pertamina (Persero) Terminal BBM Rewulu, belum lama ini.

Dia menuturkan, Desa Jatimulyo dipilih lantaran adanya kesadaran masyarakat untuk menjaga ekosistem satwa di alam. Bahkan pemerintah desa juga membuat peraturan desa yang melindungi ekosistem alam.

Masyarakat dilarang melakukan perburuan terhadap burung yang ada di alam. Begitu juga penangkapan ikan di sepanjang aliran sungai juga harus ramah lingkungan. Apalagi masih banyak tanaman seperti kopi, kakao, perdu dan jahe-jahean, yang disukai oleh beraneka jenis burung. “Ketersediaan makanan sangat cukup, dan semoga bisa berkembang,” katanya.

Pelepasliaran gelatik Jawa ini merupakan proses mengembalikan keanekaragaman hayati di kawasan Desa Jatimulyo. Kawasan ini banyak memiliki potensi wisata, berupa eduwisata dan ekoturisme yang sedang dikembangkan masyarakat.

“Masih ada 10 ekor burung yang kami konservasi, nantinya akan kami lepasliarkan lagi,” tuturnya.


Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam, (BKSDA) DIY Junita Parjanti mengatakan, 22 burung gelatik yang dilepasliarkan ini telah memenuhi syarat untuk dilepas kehabitatnya. Sebelumnya burung ini menjalani masa habituari agar lebih siap untuk dilepas di alam.

“Kita akan pantau selama enam bulan ke depan dengan melibatkan Masyarakat Pemerhati Burung Jatimulyo (MPBJ) yang didampingi oleh Yayasan Kanopi Indonesia,” katanya. 

BKSDA juga memberikan penghargaan kepada PT Pertamina  berupa Piagam Penghargaan Komitmen Pelestarian Keanekaragaman Hayati, atas kiprah dan komitmennya dalam kegiatan pelestarian keanekaragaman hayati baik dari penangkaran rusa Jawa, konservasi Daerah Aliran Sungai (DAS) Opak (Hulu, Tengah, dan Hilir), hingga pelestarian gelatik Jawa.

Tokoh Masyarakat Jatimulyo, Anom Sucondro mengatakan, telah membuat Perdes No 7 Tahun 2014 tentang Lingkungan Hidup. Perdes ini untuk melindungi satwa dan tumbuhan yang ada agar tidak habis oleh perburuan. “Dulu banyak sekali orang datang ke sini untuk berburu,” ucapnya.

Editor: Kastolani Marzuki

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut