get app
inews
Aa Text
Read Next : Kecelakaan di Kulonprogo, Pemotor Tewas Terpental 10 Meter Ditabrak Minibus

Kampung Bijak Sampah Bantul, Kembangkan Mesin Pencetak Conblock Berbahan Residu Plastik

Kamis, 18 Agustus 2022 - 12:51:00 WIB
Kampung Bijak Sampah Bantul, Kembangkan Mesin Pencetak Conblock Berbahan Residu Plastik
Tri Setyawati menunjukkan conblock dengan mesin produksinya. (MPI/erfan Erlin)

BANTUL, iNews.id - Persoalan sampah plastik berupa residu seperti tas plastik, bungkus mi instan, detergen menjadi persoalan yang sulit diselesaikan. Upaya pemanfaatan residu sampah ini justru memunculkan persoalan yang tidak kalah pelik.

Atas permasalahn inilah, Tim Invertor Senblok yang ada di Kampung Kanggotan, Kalurahan Pleret Kapanewon Pleret, Bantul mencoba mengolah menjadi alat cetak Corblok yang diberi nama Senblok.  

Koordinator Tim Invertor Tri Setyawati mengatakan, alat ini diciptakan karena keprihatinan warga terhadap banyaknya residu plastik yang belum mampu diselesaikan dengan tuntas. Residu ini kerap menumpuk di bank sampah atau tempat sampah. 

“Plastik-plastik seperti itu tidak laku dijual, ini mau dikemanakan,” kata Setyowati di sela pencanangan Kampung Bijak Sampah, Kanggotan, Pleret, Bantul Kamis (18/8/2022).

Sejumlah pihak berupaya mengolah residu plastik menjadi produk berdaya guna. Pernah ada upaya untuk mengkonversi menjadi minyak tanah, namun menimbulkan pencemaran udara. Untuk menghasilkan minyak tanah, plastik itu harus disuling menjadi minyak. 

Tim Invertor mencoba menciptakan teknologi yang diberi nama Senblok. Alat ini untuk menciptakan conblock dengan bahan residu plastik dan pasir. Keunggulan alat ini tidak memerlukan pembakaran.

"Konsep kita memang tidak melakukan pembakaran. Sesuai standar euro," ujar dia.

Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Pertama kali dengan menggiling residu plastik menjadi lebih halus berukuran serat. Hasilnya kemudian dimasukkan ke dalam mesin pencampur. Residu ini kemudian dicampur dengan pasir. 

Di dalam mesin pencampuran, terjadi proses pemanasan residu plastik sehingga mencair dan mampu berfungsi menjadi perekat. Konsep yang mereka kemas sebenarnya memfungsikan residu plastik sebagai pengganti semen.

"Jadi sama, setelah tercampur langsung bisa kita cetak," katanya.

Alat ini juga memiliki keunggulan pada proses produksi yang cukup singkat antara 5 sampai 10 menit. Batako yang dihasilkan bisa langsung digunakan, tidak seperti produk sejenis menggunakan semen yang butuh waktu 28 hari untuk dimanfaatkan. 

“Produk ini juga lebih keras dibanding produk sejenisnya,” katanya. 

Mesin prototipe yang dihasilkan akan dikembangkan ke skala industri. Masyarakat masih belum mengetahui berapa ketersediaan bahan baku atau residu plastik yang ada di lapangan.

Koordinator Kampung Bijak Sampah, Megan Pramudia mengakui residu plastik selama ini menjadi persoalan bagi pengelolaan sampah. Jika sudah diolah, hanya sebatas memperpanjang usia plastik. Ketika diolahpun selalu menimbulkan persoalan baru.

"Mimpi kami nanti tidak ada lagi konsep 3R (recycle, reuse dan Reduce) serta TPA (Tempat Pembuangan Akhir) karena semuanya sudah diselesaikan di masing-masing kampung," kata dia.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut