Kisah Inspiratif Johan, Anak Petani asal Samosir Lolos Kuliah Gratis di FEB UGM
JAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari Johan Vylvius Rajaguguk (18) anak petani asal Samosir, Sumatra Utara (Sumut). Dia lolos seleksi mahasiswa baru Universitas Gadjah Mada (UGM) tanpa tes melalui jalur SNBP 2024.
Anak sulung dari pasangan Sindak Manahara Rajaguguk (44) dan Tiurma Lumban Raja (37) akan kuliah di Prodi Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM.
Tak hanya lolos seleksi, Johan dinyatakan sebagai penerima Uang Kuliah Tunggal Pendidikan Unggul bersubsidi 100 persen (UKT 0) dari UGM. Artinya dia dibebaskan dari biaya pendidikan selama kuliah. Bahkan Johan pun juga dinyatakan sebagai kandidat kuat penerima beasiswa Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIP-K) dari pemerintah.
“Ini mimpi Johan, saya senang mendengar itu. Kami orang tua ini hanya selalu berdoa untuk keberhasilannya,” ujar Sindak Manahara ayah Johan dikutip dari laman UGM, JUmat (5/7/2024).
Johan bukan berasal dari keluarga orang berada. Orang tuanya sehari-hari bekerja mengurus sawah warisan orang tua. Namun kedua orang tuanya memang bertekad mengusahakan semua anaknya bisa sekolah sampai bangku perguruan tinggi. Apa pun cara dan sekuat yang bisa dilakukan, keduanya berkeinginan agar anak-anak tidak berhenti sekolah seperti yang dialami mereka.
“Saya dan istri hanya lulusan SMP. Sudah cukup kami orang tua yang gagal, janganlah anak-anak seperti kami. Jadi bagaimanapun caranya kami dorong anak-anak bisa sekolah dengan baik hingga perguruan tinggi,” kata sindak.
Tiurma, Ibunda Johan merasa senang dan bersyukur atas pencapaian anak sulungnya. Dengan mata berkaca-kaca menahan haru, dia mengungkap harapan Johan mampu menjalani kuliah dengan lancar.
"Harapannya agar Johan bisa menjalani studi dengan baik dan setelah lulus segera mendapat pekerjaan yang dicita-citakan dan bisa turut mengubah nasib keluarga," ucapnya.
Johan bermimpi bisa kuliah sejak berada di bangku sekolah dasar (SD). Segala proses kemudian berjalan dan dia sangat meyakini kuliah sebagai bagian dari pendidikan menjadi jalan untuk memangkas rantai kemiskinan di keluarganya.
Tidak tanggung-tanggung dan mungkin diremehkan karena dia bermimpi bisa kuliah di UGM, salah satu universitas terbaik di Indonesia. Sekali lagi, mimpi besarnya adalah bisa kuliah di UGM. Karenanya dia bertekad dan mengimbangi dengan berprestasi di setiap jenjang pendidikan yang dilalui.
Saat menjalani pendidikan di SD N 3 Nainggolan, Johan selalu menduduki peringkat pertama di sekolah. Pun saat di bangku SMP N 1 Nainggolan dan SMA N 1 Pangururan, prestasi terus berlanjut dengan selalu masuk dalam deretan peringkat atas sekolah.
Selain di bidang akademik, Johan juga berhasil mencatatkan prestasi di bidang non akademis. Di antaranya berhasil menjuarai Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) cabang Pantomim Tingkat Kecamatan Nainggolan (2017), Juara Harapan 2 Lomba Festival Kebudayaan Cabang Kriya Kabupaten Samosir (2023) dan Peraih Grade A pada Grand Final USU Student Olympiad (2023).
Ada keraguan dan sempat merasa pesimis saat akan mendaftar kuliah melalui jalur prestasi. Johan mengaku dihinggapi rasa ketakutan tidak lolos bersaing dengan ribuan siswa lainnya dari berbagai daerah di Indonesia.
Apalagi mengingat dia hanya seorang anak dari keluarga biasa yang lahir dan besar di sebuah desa kecil. Menjalani hidup jauh dari pusat kota Medan dengan keterbatasan fasilitas.
“Diterima di FEB UGM menjadi momen yang paling membahagiakan bagi saya. Sebelumnya ada rasa pesimis dan takut tidak diterima,” kata Johan.
Keinginannya kuliah di UGM begitu kuat. Lagi-lagi persoalan biaya menjadi pertimbangan orang tuanya. Tak ada cara lain buat dia untuk terus berusaha meyakinkan orang tuanya agar diperbolehkan mendaftar kuliah di UGM.
“Saya mencari beasiswa agar tidak membebani. Saat itu saya bilang ke Bapak dan Mamak. Pak, Mak tenang saja pasti akan ada jalan untuk Johan, nanti akan cari beasiswa,” ucapnya.
Memilih Fakultas Ekonomika dan Bisnis UGM, Johan ternyata memiliki mimpi mendirikan bisnis fashion. Untuk mendukung impiannya itu, sejak SMA dia memiliki catatan gemilang dalam mata pelajaran ekonomi.
Johan pun bercerita bila dia sempat bimbang saat memilih program studi. Namun pada akhirnya dia memutuskan untuk mengambil prodi Ilmu Ekonomi yang dinilainya cukup menantang dengan prospek kerja yang menjanjikan.
“Puji Tuhan bisa lolos jalur SNBP. Sebenarnya tidak menyangka bisa lolos lewat jalur prestasi ini karena melihat rata-rata sekolah saya tidak termasuk jajaran sekolah favorit,” katanya.
Johan pun semakin merasakan kebahagiaan karena janji mencari beasiswa kepada orang tuanya terwujud. Karena ia dinyatakan salah satu penerima UKT 0 alias kuliah tanpa dipungut biaya hingga selesai kuliah.
Di titik inilah Johan semakin yakin betapa besarnya kekuatan doa orang tua dan kuasa Tuhan pada umatnya yang mau berusaha.
“Selama kita bersama Tuhan, yakinlah kesuksesan itu akan kita dapatkan atas kuasa Tuhan,” ucapnya.
Editor: Donald Karouw