Kisah Inspiratif Rizal Galih, Lulus S2 UGM dengan IPK Sempurna dalam Waktu 22 Bulan
YOGYAKARTA, iNews.id - Kisah inspiratif datang dari Rizal Galih Pradana (25) yang berhasil lulus S2 UGM dengan IPK sempurna 4,00 hanya dalam waktu 22 bulan. Kisah perjuangan mahasiswa Magister Psikologi ini tidaklah mudah, dia memulai perjalanannya dengan beasiswa dari Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) untuk Program Magister Psikologi Profesi.
Namun, kebijakan baru menyebabkan program tersebut ditutup saat dia hendak mendaftar ke UGM. Rizal pun dihadapkan pada dua pilihan sulit, melanjutkan beasiswa dengan pindah ke Magister Psikologi Sains atau mundur dan menunggu program profesi dibuka kembali.
“Jadi, saya bersyukur waktu itu keputusan yang saya ambil adalah tetap lanjut dengan pindah jurusan ke Magister Psikologi Sains,” ujar Rizal dikutip dari laman UGM, Sabtu (8/11/2025).
Perjalanan Rizal Galih lulus S2 UGM penuh tantangan. Dia harus beradaptasi dengan sistem dan kurikulum baru, termasuk mengganti topik riset yang telah disiapkan.
Dalam proses tersebut, dia dibimbing oleh Rahmat Hidayat, Dekan Fakultas Psikologi UGM sekaligus dosen pembimbingnya. Rizal akhirnya bergabung dalam riset payung bertema food choice (pilihan makanan) yang menjadi fokus penelitiannya.
Selain itu, Rizal juga mempelajari metode analisis baru bernama Structural Equation Modeling (SEM) yang menantang, namun berhasil dikuasai berkat kerja keras dan bimbingan dosen.
Meski akhirnya Rizal Galih lulus S2 UGM dengan IPK 4,00, dia mengaku pencapaian itu juga dipengaruhi takdir dan keberuntungan.
“Saya sempat dapat nilai yang tidak maksimal di UTS, tapi bisa tertolong saat UAS karena bobotnya lebih besar,” katanya.
Bagi Rizal, beasiswa LPDP adalah amanah yang harus dipertanggungjawabkan. Dia berkomitmen memberikan yang terbaik di setiap tugas dan ujian.
“Pokoknya saya nothing to lose dan memberikan upaya terbaik yang bisa saya lakukan,” tuturnya.
Dalam kisah Rizal Galih lulus S2 UGM, ia juga membagikan tips belajar efektif bagi mahasiswa. Pertama, pahami sistem penilaian di setiap mata kuliah. Kedua, kenali karakteristik dosen agar tahu cara terbaik menghadapi ujian atau tugas.
Menurutnya, strategi sederhana ini dapat membantu mahasiswa lebih siap menghadapi tuntutan akademik.
“Kalau tahu cara dosen menilai, kita bisa menyesuaikan cara belajar,” katanya.
Editor: Donald Karouw