get app
inews
Aa Text
Read Next : Pertempuran Tegal dan Cilacap, Jejak Perlawanan ALRI Terhadap Agresi Militer Belanda 1947

Kisah Pangeran Diponegoro Ngamuk Dengar Kiai dan Santri Ditangkap Belanda

Minggu, 01 Mei 2022 - 09:32:00 WIB
 Kisah Pangeran Diponegoro Ngamuk Dengar Kiai dan Santri Ditangkap Belanda
Pangeran Diponegoro. (Foto: Ist)

JAKARTA, iNews.id - Pangeran Diponegoro mengamuk dengan pemerintah Belanda, kala ada penangkapan sejumlah kiai dan kaum santri yang sedang belajar agama di pondok pesantren. Kisah ini tertuang dalam buku "Takdir Riwayat Pangeran Diponegoro 1785-1855" tulisan Peter Carey.

Dalam kisah tersebut, Pangeran Diponegoro mengamuk setelah mendengat perintah penangkapan yang dikeluarkan Residen Belanda atau sekelas pejabat pemerintah daerah bernama Nahuys Van Burgst. Para kiai dan santri ini ditangkap tanpa sebab saat tengah belajar mengajar di pondok pesantren. 

Penangkapan tokoh-tokoh ulama ini semakin memanaskan hubungan antara pemerintah kolonial dengan masyarakat Jawa utamanya sang pangeran. Pembagian kekuasaan di Jawa menjadikan para raja-raja Jawa selatan-tengah begitu kesulitan untuk menyesuaikan diri. Kerabat keraton Yogyakarta banyak yang merapat ke Pangeran Diponegoro, untuk melakukan perlawanan. 

Salah satu peristiwa yang juga membuat geram para kerabat keraton dan Pangeran Diponegoro, adalah penangkapan Kiai Murmo Wijoyo sekitar 1757. Selain peristiwa itu, perdebatan tentang penunjukan pemungut pajak desa dan pejabat polisi (gunung) antara Diponegoro dan klik keraton di sekitar Ratu Ibu. 

Kiai Murmo adalah seorang guru agama yang terpandang dan kaya dari daerah Pajang. Konon Kiai Murmo ditangkap tiba-tiba tanpa alasan yang jelas saat tengah mengajar di Ponpes.

Beliau kelahiran desa perdikan (desa bebas pajak) Mojo, kampung asal Kiai Mojo, penasihat agama Diponegoro. Konon Kiai Murmo juga memiliki hubungan darah dengan Pangeran Diponegoro.

Dimana setelah muda ia ke Kepundung dekat Delanggu, salah satu dari desa perdikan Yogya yang paling kaya dan merupakan tempat kelahiran ibunda Sultan Pertama, Mas Ayu Tejowati. 

Karena memiliki hubungan kekerabatan inilah, Pangeran Diponegoro dibuat kecewa dan marah besar dengan penangkapan tiba-tiba kepada Kiai Murmo. Tak hanya menangkap saja, konon Kiai Murmo hartanya juga disita oleh Belanda sesuai perintah sang Residen Nahuys Van Burgst. 

Tak hanya menangkapnya, beberapa tokoh ulama dan santri serta pemuda muslim juga ditangkap sang residen Belanda, saat tengah belajar agama Islam. Para santri dan pemuda ini bahkan dapat dijatuhi hukuman mati, hanya karena diduga sebagai simpatisan pro Diponegoro. 

Rangkaian peristiwa inilah yang membuat hubungan Diponegoro dengan pemerintah kolonial Belanda kian memburuk. Apalagi Diponegoro sempat diasingkan selama enam tahun 1816 - 1824 dan kematian Kiai Murmo di pengasingan, kian menguncang jiwanya dan menumbuhkan keyakinan diri pada Pangeran Diponegoro, bahwa para pejabat jenis baru Belanda dan para penyewa tanah betul-betul kurang menghormati Islam.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut