Kronologi Tung Aulia Delfi Safitri Anggota Paskibra Meninggal Dunia, Sempat Pingsan 2 Kali
GUNUNGKIDUL, iNews.id - Tung Aulia Delfi Safitri, anggota Paskibra Kapanewon Gedangsari Gunungkidul meninggal dunia diduga karena kelelahan. Pelajar SMK N 2 Gedangsari ini tak terselamatkan diduga lantaran terlambat mendapat penanganan di Puskesmas Bayat, Klaten Jawa Tengah.
Bayan atau Kepala Dukuh Bogem Kalurahan Bogem Kecamatan Bayat Kabupaten Klaten Jawa Tengah, Paiman membenarkan kabar tentang korban kelelahan karena latihan paskibra. Sebab dia harus menempuh perjalanan naik turun gunung untuk ke tempat latihan di Lapangan Gedangsari.
"Sebelum meninggal, almarhum izin ndak ikut latihan selama 2 hari, Selasa dan Rabu. Dia juga tidak masuk sekolah karena kecapean," kata Paiman, Sabtu (12/8/2023).
Hari Rabu itu, almarhum sudah terlihat seperti biasa. Dia bahkan ikut bermain bersama teman-temannya dan kebetulan hari itu, di depan rumah almarhumah dipakai untuk latihan senam rutin ibu-ibu. Latihan senam itu dilaksanakan setiap hari Rabu dengan peserta tidak hanya dari Dusun Bogem tetapi dari luar dusun.
Senam itu dimulai sehabis sholat ashar dan kemudian diteruskan dengan latihan sepak bola ibu-ibu PKK khusus RT 2 Dusun Bogem. Latihan ibu-ibu itu dilaksanakan untuk menghadapi pertandingan tanggal 20 di Kalurahan Bogem.
"Kebetulan besok di Kalurahan Bogem akan ada lomba sepak bola ibu-ibu mengenakan daster. Makanya ibu-ibu latihan," ujarnya.
Latihan sepak bola tersebut baru selesai menjelang azan Maghrib. Saat itu Aulia sempat memvideo kegiatan ibu-ibu karena memang tidak sakit. Setelah selesai latihan sepak bola, kebetulan ada penjual mi ayam lewat dan sebagian ibu peserta latihan bola kemudian makan mi ayam.
Aulia pun merengek kepada orang tuanya untuk dibelikan mi ayam hingga kemudian turut menyantapnya. Selang beberapa saat kemudian, Aulia merasa pusing dan jatuh pingsan. Tak hanya sekali, Aulia pingsan dua kali hingga akhirnya pihak keluarga melarikannya ke Puskesmas Bayat.
"Sesampainya di Puskesmas bayat, menurut keluarga korban di Puskesmas tersebut tidak ada dokter jaga dan hanya ada beberapa perawat saja," katanya.
Mengetahui tidak ada dokter jaga, keluarga memutuskan untuk membawa korban ke rumah sakit. Namun perawat dari puskesmas menyampaikan korban sudah meninggal dunia. Setelah dinyatakan meninggal, keluarga akhirnya membawa almarhumah kembali ke rumah menggunakan ambulans Puskesmas.
Namun lagi-lagi sopir ambulans dari puskesmas juga tidak ada dan akhirnya digantikan seorang warga Bogem. Sampai di rumah, para tetangga kaget karena Aulia terlihat bugar dan tidak menunjukkan sakit sedikit pun.
"Teman-temannya juga datang dan banyak yang menangis," ujarnya.
Jenazah Aulia kemudian dimakamkan pada hari Kamis (10/8/2023). Sejumlah warga yang tergabung dalam relawan pengemudi ambulans kemudian mendatangi Puskesmas Bayat untuk minta klarifikasi.
Para relawan ini juga menuntut Puskesmas untuk menjalankan fungsinya dengan baik. Karena Puskesmas rawat inap yang 24 jam melayani warga ini seringkali tidak dijumpai dokter dan juga sopir ambulans.
Para relawan ini menuntut agar Puskesmas meningkatkan pelayanannya dan dokter harus ada setiap saat. Demikian juga keberadaan sopir ambulans harus stand by karena dibutuhkan sewaktu-waktu dan bisa langsung mengirimkan mobil ambulans.
Sebelumnya, Kapolsek Gedangsari AKP Suryanto ketika dikonfirmasi juga membenarkan jika ada anggota paskibr di Gedangsari meninggal dunia, Rabu (9/8/2023). Pagi hari sebelum sakit, korban memang ikut latihan paskibra.
"Iya, meninggal mendadak di rumahnya karena sakit," kata Suryanto, Kamis (11/8/2023).
Namun demikian dia membantah jika pelajar tersebut meninggal karena kelelahan latihan paskibraka. Karena porsi latihan yang diberikan anggota Polsek Gedangsari tidak terlalu berat.
Suryanto menyebut jika pelajar yang meninggal ini termasuk senior. Selain ikut dalam pasukan, pelajar ini juga sering memberi arahan kepada juniornya. Namun latihan terakhir tidak ada yang berat dan tak dilakukan seharian.
Latihan terakhir seperti biasa yaitu mulai pukul 09.00 WIB dan berakhir pukul 11.00 WIB. Usai latihan siswa-siswa tersebut diperkenankan untuk pulang dan pelajar yang meninggal ini juga sempat bertemu dengan orang tuanya.
Editor: Donald Karouw