get app
inews
Aa Text
Read Next : Nikmati Sensasi Makan Sepuasnya di Buffetlicious Aston Emidary Bangka!

Kuliner Legendaris Yogyakarta, Soto Kemangi Kemasan 500 Mangkok Terjual Setiap Hari

Minggu, 15 Januari 2023 - 14:15:00 WIB
Kuliner Legendaris Yogyakarta, Soto Kemangi Kemasan 500 Mangkok Terjual Setiap Hari
Soto Kemangi Kemasan menjadi salah satu kuliner legendaris di Yogyakarta. (foto: MPI/Erfan Erlin)

YOGYAKARTA, iNews.id - Kota Yogyakarta dikenal memiliki banyak kuliner legendaris yang dikenal sejak puluhan tahun silam. Tidak hanya pecel atau gudeg, namun ada juga soto

Salah satu soto legendaris ini adalah Soto Kemangi Kemasan yang berada di Dusun Kemasan, Kelurahan Banguntapan, Kapanewon Banguntapan, Bantul. Soto ini selalu menyertakan irisan tahu bacem, bukan daging ayam ataupun sapi dan sudah ada sejak 1970 silam. 

Irisan tahu ini menjadi salah satu ciri khas soto di tempat ini. Selain itu juga ada lalapan daun kemangi dan sate kere atau sate koyor. Selain itu juga ada irisan jeroan sapi. Sedangkan sambalnya berupa cabai utuh yang dihaluskan dengan jempol di mangkuk atau dipithes.  

Pengunjung disarankan datang pada pagi hari, karena soto ini buka mulai pukul 07.00 WIB. Banyak pengunjung menjadian soto ini hanya bisa sampai pukul 11.00 WIB karena sudah habis. 

“Kalau rame bisa 500 mangkuk sehari. Kalau pun sepi masih menjual 300 mangkuk,” kata Marjudi pemilik warung. 
 
Marjudi yang kini berusia 66 tahun mengaku usaha ini merupakan warisan bapaknya Mbah Wongso. Soto ini dirintis sejak 1952 dan Marjudi merupakan generasi kedua. Dari empat anak Mbah Wongso, hanya Marjudi yang melanjutkan usaha kuliner pada 1970.  

Soto Kemangi Kemasan awalnya hanya berupa warung soto kecil berdinding anyaman bambu. Berada di sudut kampung Kemasan, soto ini bertahan cukup lama. Namun sejak gempa 2006, Soto ini berpindah ke sebelah timur jalan masuk ke Kemasan.

“Tetap saya pertahankan tanpa daging tetapi tahu. Ini sudah menjadi warisan dan ciri khas soto di sini,” katanya.

Marjudi mengatakan Mbah Wongso dulunya seorang pedagang soto keliling. Lantaran penakut, hanya berkeliling sebentar tidak sampai malam. Karena sebelum Maghrib, Mbah Wongso selalu berusaha sampai rumah kembali.

Penggunaan daun kemangi, tidak lepas dari kondisi waktu zaman Kalabendu yang semuanya mahal. Agar tetap murah dan laku, makanya menggunakan daun kemangi dengan irisan tahu dan tempe tanpa daging.  

"Dulu kan kalau tidak orang kaya tidak bisa jajan. makanya hanya dikasih tahu dan tempe bacem saja, tidak ada daging biar murah," kata dia.

Puluhan tahun soto tersebut tetap bertahan dengan menu tahu dan tempe. Namun sejak Marjudi memegang kendali soto tersebut, dia hanya menyajikan tahu bacem di dalamnya. Sedangkan tempe bacemnya dijual secara terpisah.

Setiap pagi kini warung soto tersebut selalu dijubeli pengunjung dari berbagai daerah. Marjudi dibantu tujuh karyawan untuk melayani para pembeli.  

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut