Kunjungi UGM, Presiden Jerman Frank- Walter Steinmeier Bahas Ketahanan Pangan

SLEMAN, iNews.id - Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeier melakukan kunjungan ke Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Jumat (17/6/2022). Dalam pertemuan ini membahas mengenai permasalahan ketahanan bangan.
Rombongan Presiden Jerman Frank-Walter Steinmeie tiba di Balairung UGM Yogyakarta sekitar pukul 14.00 WIB, dan disambut Rektor UGM Ova Emilia. Rombongan langsung melihat pameran produk penelitian di Balairung UGM dilanutkan mengikuti diskusi bertajuk "Food Security, Global Challenges, and Dependencies" di Balai Senat UGM.
"Saya bukanlah seorang ahli, tetapi saya sangat tertarik dengan isu ini. Saya banyak bepergian, dan di negara-negara yang saya kunjungi saya melihat bagaimana kita berhadapan dengan krisis pangan," kata Frank-Walter.
Menurutnya, Jerman merupakan salah satu pendukung utama Program Pangan Dunia atau World Food Programme (WFP). Mereka memiliki kesiapan serta kepedulian untuk membantu negara-negara dunia dalam menghadapi krisis pangan.
“Kami harus menganalisa apa akar permasalahan ini. Kami ingin mengetahui, dukungan seperti apa yang diharapkan dari kami," ujarnya.
Menteri Negara Bidang Eropa dan Iklim Jerman Anna Lührmann yang menjadi moderator dalam diskusi mengatakan, agresi Rusia di Ukraina ikut memperparah situasi pangan global.
“Sebelumnya kami telah menghadapi persoalan terkait pangan global, namun hal ini semakin diperparah dengan agresi Rusia di Ukraina serta masalah iklim," ujar Anna.
Hadir sebagai panelis dalam diskusi ini Prof Damayanti Buchori selaku Lead Co-Chair T20 Task Force 4 Food Security and sustainable agriculture, Felippa Amanta, selaku Head of Research, Center for Indonesian Policy Studies, dan Christa Räder selaku perwakilan WFP.
Panelis lainnya adalah Dr Yose Rizal Damuri selaku Executive Director CSIS sekaligus Executive Co-Chair T20; Linda Yanti Sulistiawati, selaku ahli hukum internasional dari UGM, serta Maria Angela Putri mewakili Mahasiswa UGM.
Rektor UGM Prof Ova Emilia menuturkan, Jerman dan Indonesia merupakan dua sahabat baik. Jerman telah menjadi tempat pelatihan bagi banyak akademisi Indonesia, termasuk pengajar di UGM.
"Presiden ketiga Indonesia, Presiden Habibie, juga merupakan lulusan Jerman. Sementara itu UGM menjadi tempat belajar dari Presiden Indonesia saat ini, Presiden Joko Widodo. Ada kesamaan, ini yang membuat ikatan kita lebih kuat," kata dia.
Interaksi Indonesia dan Jerman, sangat penting dalam konteks geopolitik dan teknologi. UGM menjadi salah satu perguruan tinggi Indonesia yang memiliki hubungan kerja sama yang intensif dengan institusi pendidikan di Jerman.
”Salah satu kerja sama ini terwujud dalam kegiatan pameran kerja sama UGM dengan RWTH Aachen dan DAAD yang telah berlangsung lama,” ujarnya.
Ova berharap kerja sama ini semakin kuat dengan mengintensifkan kolaborasi yang ada dan mengembangkan bidang lain yang strategis.
Editor: Kuntadi Kuntadi