Lokasi dan Fasilitas Lengkap Jadi Kunci Kos di Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Covid-19
SLEMAN, iNews.id - Dampak pandemi Covid-19 telah membuat sejumlah pengusaha kos-kosan di Yogyakarta menjual unit usaha mereka. Kondisi ini viral karena banyak yang ditawarkan melalui situs jual beli online. Namun tidak sedikit yang bertahan dengan trik jitu menggaet penghuninya.
HRD D’Paragon Group, Ucok Riandita mengaku usaha kos-kosan mereka tidak banyak terpengaruh dengan Covid-19. Usaha kos ekslusif di sejumlah kota termasuk di Yogyakarta tetap berjalan dengan tingkat keterisian kamar antara 70-80 persen.
Menurutnya, di Yogyakarta mereka memiliki 22 lokasi kos ekslusif dengan 684 kamar. Harga sewa per bulan berkisar antara Rp1,5 juta sampai dengan Rp5 juta.
“Penghuni kami kebanyakan eksekutif muda, pegawai dan mahasiswa. Tidak banyak terpengaruh Covid-19,” katanya, Rabu (17/2/2021).
Ucok mengatakan, salah satu keungulan usaha mereka dari lokasi yang strategis. Mereka juga menawarkan fasilitas yang lengkap, dari kamar mandi dalam, water heater, AC, kulkas, TV, wifi, free laundry, parkir sampai keamanan. Setiap minggu juga dilakukan pembersihan.
“Fasilitas kami lengkap dan kami terhubung dengan UMKM sehingga kebutuhan mereka terpenuhi,” katanya.
Manager Operasional D’Paragon Group, Yuniar Eriawan mengatakan, mereka lebih banyak menawarkan kos dengan konsep bulanan. Meski begitu ada juga yang mingguan. Bahkan ketika keluarganya ada yang datang bisa mengambil paket harian.
“Tempat kami privat banget, jadi sangat nyaman,” katanya.
Untuk mencegah penularan Covid-19, setiap kamar juga dilengkapi dengan hand sanitizer. Mereka juga menyediakan tempat cuci tangan di bagian depan. Bahkan dalam setiap pembersihan juga dilakukan penyemprotan cairan disinfektan.
Salah seorang mahasiswi, Irene mengaku lokasi dan harga sewa menjadi pilihan utama mencari tempat kos. Selain itu juga fasilitas yang ditawarkan lengkap dan pemiliknya yang mapan.
“Jangan sampai lagi enak ngekos, tiba-tiba dijual. Itu akan membuat penghuni repot karena harus pindah,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi