get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Jalur Alternatif ke Gunungkidul Ini Jadi Favorit Wisatawan Lokal, Cocok untuk Weekend Trip

Lustrum XIII SMAN 1 Yogyakarta, Romahurmuziy Soroti Perubahan Sistem Pendidikan Indonesia

Minggu, 13 November 2022 - 09:52:00 WIB
Lustrum XIII SMAN 1 Yogyakarta, Romahurmuziy Soroti Perubahan Sistem Pendidikan Indonesia
Ketua Lustrum XIII SMAN 1 Yogyakarta Romahurmuziy membuka dialog kebangsaan di UIN Yogyakarta. (foto: istimewa)

YOGYAKARTA, iNews.id - Mantan Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy menyoroti sistem pendidikan yang sering berubah. Setiap rezim pemerintahan berganti, bisa dipastikan sistem pendidikan juga akan berubah.  

“Tahun 1980-1990 masuk perguruan tinggi namanya UMPTN, kemudian berubah menjadi SBMPTN dan itu terus berubah,” kata Ketua Lustrum XIII SMA 1 Yogyakarta, Romahurmuziy pada dialog kebangsaan di Universitas Islam Negeri (UIN) Yogyakarta, Sabtu (12/11/2022). 

Romahurmuziy mengaku tidak begitu memahami esensi dari perubahan nama ini. Namun, dia khawatir isinya juga berubah. Sementara di negara maju seperti Amerka Serikat, masuk perguruan tinggi tesnya hanya satu dan tidak pernah berubah. 

"Nah ini yang mengherankan. Mereka konsisten dan Alhamdulillah kita konsisten perubahannya," katanya.

Perubahan ini dikhawatirkan akan menjadi permasalahan pendidikan. Namun dia meyakini isu ini sudah ditangkap Menteri Pendidikan yang juga sesama alumni Amerika Serikat sehingga membuat Kurikulum Merdeka.

Sementara Wakil Ketua MPR RI, Arsul Sani mengatakan, meski dianggap lebih baik dibanding kurikulum 2013, namun ada beberapa catatan dalam pelaksanaan kurikulum merdeka. Pertama, efektivitas implementasi kurikulum merdeka ini belum terlihat seperti kurikulum 2013.

"Di samping itu belum ada panduan yang utuh dan lengkap untuk melaksanakan kurikulum ini," kata dia.

Kemudian kesiapan dan pemahaman guru terhadap pembelajaran berbasis proyek yang ingin terkait dengan yang ada di dalam kurikulum tersebut masih terbatas. Tak hanya itu, dengan adanya mata pelajaran peminatan tentu akan berimbas pada guru yang tidak mendapatkan siswa dan tidak mendapatkan kelas sehingga bisa mengajaknya di bawah 24 jam dan itu berdampak pada tunjangan sertifikasi.

Asrul menyebut penyederhanaan materi dan administrasi pembelajaran yang ditawarkan tidak terlihat karena hanya mengubah format kurikulum 2013. Sekolah penggerak pada dasarnya sudah baik akreditasi A dan B sehingga sasarannya tidak terbatas pada sekolah dengan akreditasi A dan B.

“Dana untuk uji coba juga ternyata besar,” katanya.

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut