Mahasiswa UGM Berdayakan Waria Membuat Wayang Plastik Daur Ulang
SLEMAN, iNews.id – Mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung dalam Tim Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) Wansaplas melakukan pemberdayaan kepada waria di Pondok Pesantren Waria Al Fatah Yogyakarta. Para waria ini diajak membuat wayang dari hasil daur ulang sampah plastik berbasis QR code sebagai media pembelajaran.
Tim ini beranggotakan Leony Vita Artanti (FTP), Muhammad Najmi Mumbada (FTP), Roykhana Purwita (FTP), dan Al-Viyah Rahmaidah (FMIPA) dengan dosen pendamping Eko Tri Sulistyani. Program pemberdayaan ini dengan memberikan keterampilan kepada waria di pondok pesantren Al Fatah yang terletak di Padukuhan Calenan, Jagalan, Banguntapan, Bantul. Melalui program ini diharapkan mereka bisa meningkatkan kreativitas untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri.
Leony mengatakan program ini sengaja menyasar waria untuk membantu mereka. Dalam kehidupan sehari-hari mereka kerap mendapatkan diskriminasi akibat status sosial yang dimilikinya. Akibatnya, waria kesulitan mendapatkan lapangan pekerjaan yang wajar.
“Program ini juga bertujuan untuk mengatasi permasalahan sampah plastik yang cukup banyak di lingkungan," kata Leoni, Kamis (2/9/2021).
Ide pembuatan media pembelajaran berupa wayang dari plastik daur ulang ini nantinya akan diwujudkan melalui kegiatan wirausaha bagi masyarakat mitra. Media pembelajaran berupa wayang dipilih karena bersifat interaktif dan dapat melatih kemampuan public speaking.
“Wayang tersebut akan dikemas dan dilengkapi dengan QR code yang merupakan tautan untuk membuka referensi cerita yang dapat dimainkan dengan menggunakan wayang sampah plastik,” katanya.
Produk ini nantinya akan dipasarkan melalui media sosial dan market place. Wayang ini dikemas secara digital menyesuaikan perkembangan zaman. Konsumen juga akan mudah mengakses dan menyimpan referensi cerita secara praktis.
“Untuk pelatihan dilaksanakans ecara daring dan luring,” katanya.
Dosen pendamping tim PKM, Eko menyebutkan, program pemberdayaan waria ini dapat menggali ide-ide kreatif para waria. Jika pelatihan ini ditekuni akan berpotensi menjadi peluang usaha yang menarik. Di sisi lain, waria juga berpotensi untuk menjadi pendongeng pada acara tertentu.
Ketua Pondok Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta, Sinta Ratri mengapresiasi gagasan yang dikembangkan tim PKM Wansaplas UGM. Program yang dibuat dapat merangkul para waria yang jarang mendapat perhatian dalam program semacam itu.
“Terima kasih, kami banyak mendapatkan bekal untuk membuka peluang usaha yang mandiri. Wayang sampah plastik berhasil dipakai sebagai media pembelajaran,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi