get app
inews
Aa Text
Read Next : 3 Prompt Gemini AI Pakai Baju Adat Jawa, Hasil Memuaskan dan Mudah

Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Deteksi Dini Stunting Berbasis Kecerdasan Buatan

Senin, 20 November 2023 - 12:59:00 WIB
Mahasiswa UGM Ciptakan Alat Deteksi Dini Stunting Berbasis Kecerdasan Buatan
Lima mahasiswa UGM berhasil menciptakan alatd eteksi dini stunting. (Foto: UGM)

SLEMAN, iNews.id - Mahasiswa UGM berhasil mengembangkan alat deteksi dini stunting berbasis kecerdasan buatan (AI). Alat deteksi stunting yang diberi nama Electronic Stunting Detection System (ESDS) ini dirancang terintegrasi dengan sistem informasi dan aplikasi smartphone. 

Alat ini diciptakan lima mahasiswa UGM, yakni AA Gde Yogi Pramana (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Haidar Muhammad Zidan (IUP Elektronika dan Instrumentasi), Faiz Ihza Permana (Teknik Biomedis), Ichsan Dwinanda Handika (Teknik Biomedis), serta Salsa Novalimah (Gizi Kesehatan).

Ketua tim pengembang ESDS, AA Gde Yogi Pramana mengatakan, ide pengembangan ESDS ini berawal dari keprihatinan mereka terhadap tingginya kasus stunting di Indonesia. Deteksi dini stunting pada anak di bawah usia dua tahun telah banyak dilakukan kader kesehatan masyarakat melalui posyandu. 

"Hanya saja masih sering terjadi kesalahan terhadap keakuratan dalam mengukur dan mengevaluasi pertumbuhan pada anak," katanya, Senin (20/11/2023). 

Kesalahan ini diakibatkan kurangnya keterampilan kader dan tidak sesuainya alat pengukur dengan standar antropometri. Pengukuran anak di bawah dua tahun biasanya diukur menggunakan infantometer board dan timbangan. 

Sementara bagi posyandu yang tidak memilikinya biasanya panjang badan diukur menggunakan alat seadanya. Hal tersebut membuat hasil pengukuran menjadi tidak akurat.

"Saat memakai timbangan dacin yang berbasis manual dengan model ayunan seringkali dalam proses penimbangan pengukuran tidak akurat karena bayi merasa tidak nyaman dan banyak bergerak," ujarnya.

Selain itu, proses kalibrasi timbangan kerap ditambah kerikil pada ujung timbangan agar tepat berada di titik nol. Hal ini mengakibatkan adanya kesalahan pengukuran.

Alat ini dapat melakukan pengukuran massa dan panjang tubuh pada bayi secara cepat. Alat ini juga menyimpan hasil pengukuran secara otomatis sebagai data di aplikasi yang telah terintegrasi.

"Dengan begitu, pertumbuhan dan perkembangannya dapat dipantau secara berkala untuk mendeteksi secara dini gejala stunting pada anak di bawah umur dua tahun dengan bantuan machine learning," tutur dia, 

Alat ESDS berbasis artificial intelligence ini dirancang agar dapat menghemat waktu serta meminimalisasi kesalahan pengukuran karena faktor kesalahan manusia. Selama ini manusia masih menggunakan alat ukur secara konvensional
 
Yogi menuturkan, ESDS merupakan hasil pengembangan dari produk yang telah ada sebelumnya dengan modifikasi pada framework sistem informasi yang digunakan yaitu codeigniter. Produk ini terintegrasi dengan sistem informasi yang tersedia dalam bentuk website application dan mobile application yang menampilkan informasi tumbuh kembang anak,  status gizi pada bayi dua tahun, indikasi stunting atau tidak pada anak, edukasi sederhana terkait gizi anak, serta menampilkan riwayat tumbuh kembang anak. 

Metode pencatatan secara digital dapat mempercepat proses pemutakhiran data dengan basis data pusat secara realtime. Alat ini terintegrasi dengan web-application untuk mengendalikan alat ukur bagi kader yang melakukan antropometri dan menampilkan laman untuk registrasi bayi.

Faiz menambahkan dalam pengambilan keputusan apakah anak terindikasi stunting atau tidak, digunakan algoritma SMOTE-ENN yang diintegrasikan dengen Ensemble Leraning. Algoritma tersebut memiliki keunggulan dibandingkan dengan algoritma lainnya, yaitu pelatihan pada data terjadi hanya saat ingin melakukan prediksi sampel sehingga algoritma dapat berjalan lebih cepat.

"Dengan begitu Ensemble Learning dapat mengklasifikasikan uji sampel berdasarkan data yang dinamis seperti pada data pengukuran stunting yang terus bertambah setiap kali melakukan pengukuran," ujar dia.

Cara kerja alat ini ketika balita ditimbang pada permukaan alat atau area yang telah disediakan maka sensor high precision load cell akan membaca besaran yang diukur atau ditimbang. Hasil pembacaan tersebut akan dikalibrasi dengan metode regresi linear untuk mendapatkan calibration factor. 

LCD akan menampilkan hasil pengukuran berupa data kuantitatif yang merupakan interpretasi dari massa dan panjang tubuh bayi yang diukur. 

Salsa mengatakan, hadirnya ESDS akan memudahkan pengguna dalam melakukan deteksi dini stunting dan pemantauan mandiri bagi orang tua yang memiliki bayi dua tahun. Alat ini diharapkan bisa mempercepat penurunan angka prevalensi stunting di Indonesia menjadi 14 persen. Dari Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2022, prevalensi stunting pada anak di bawah 5 tahun masih tinggi yakni sebesar 21,6 persen. 

"Harapannya alat ini bisa membantu deteksi dini stunting sehingga mendorong percepatan penurunan stunting,”ujarnya. 

Alat ini dikembangkan melalui dana hibah dari Dikti dan berhasil lolos melaju ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) 2023. 

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut