Mahasiswa UGM Teliti Pengaruh Weton terhadap Capaian Akademik
                
            
                YOGYAKARTA, iNews.id - Empat mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) yang tergabung Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Riset Sosial Humaniora (PKM-RSH) meneliti pengaruh weton dalam proses pencapaian prestasi akademik. Riset ini didasari lunturnya budaya Jawa dalam kehidupan di masyarakat.
Tim yang diketuai Laras Tristant, beranggotakan Muhammad Fernanda Dhiyaul Hak (FIB), Nurvania Rachmah (FIB), dan Sutan Adam Kusuma Tanaka (Filsafat). Mereka dibimbing Fahmi Prihantoro yang juga menyusun langkah mitigasi dalam meningkatkan kesadaran mahasiswa UGM.
 
“Penelitian berangkat dari fenomena lunturnya kebudayaan Jawa di tengah masyarakat, salah satunya penanggalan Jawa kuno yang dikenal dengan istilah weton,” kata Laras. 
                                    Menurut dia, Weton saat ini dipahami hanya sebagai penentuan hari baik untuk melakukan acara-acara tertentu seperti hari pernikahan dan sering dihubungkan dengan hal-hal yang gaib atau mistis. Kondisi ini diperkuat dengan adanya film-film horor yang bertemakan weton didalamnya.
Budaya penanggalan weton bukan hanya sebatas ramalan, kecocokan, penentuan hari baik saja. Namun dalam weton ada kebiasaan masyarakat Jawa yang menggunakan sebagai arahan untuk meningkatkan keberuntungan dalam meraih suatu pencapaian.
                                    Weton merupakan produk budaya Jawa berlandaskan kebiasaan masyarakat dengan menggunakan ilmu titen atau ilmu dalam melihat situasi di alam sekitar.
“Kami mencoba menghubungkan antara kepercayaan weton dengan proses pencapaian prestasi akademik. Kami juga menyusun langkah mitigasi guna membantu masyarakat dalam mengambil tindakan terhadap sebuah tafsir kepercayaan sebagai peningkatan kualitas diri,” ujarnya.
                                    Penelitian melibatkan 100 responden yang merupakan mahasiswa UGM yang berasal dari suku Jawa. Mereka menghasilkan tiga langkah mitigasi untuk meningkatkan kesadaran mahasiswa dalam proses pencapaian prestasi akademik berupa motivasi, pengingat, dan peringatan.
Berdasarkan hasil penjabaran weton, seseorang dengan sifat bawaan positif bisa menjadikan tafsiran sebagai motivasi untuk mendorong proses pencapaian prestasi akademik. Sedangkan sifat bawaan yang cenderung negatif dapat digunakan sebagai peringatan untuk mengantisipasi hal buruk yang kemungkinan bisa terjadi pada individu dalam hal akademik.
“Sifat bawaan seimbang antara baik dan buruknya dapat digunakan sebagai pengingat pada individu untuk digunakan sebagai motivasi atau sebagai peringatan bagi diri sendiri,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi