Melihat Proses Pembuatan Mi Lethek Bantul, Dibuat Sejak 1940 Masih Gunakan Tenaga Sapi

BANTUL, iNews.id - Berkunjung di Kabupaten Bantul jangan lupa untuk menikmati sajian kuliner tradisional berupa mi lethek. Makanan khas ini sudah ada sejak 1940 yang menggunakan sapi sebagai tenaga penggeraknya.
Salah satu pabrik mi lethek yang masih eksis ini milik Yasir Ferry yang berada di Padukuhan Bendo, Kalurahan Trimurti, Kapanewon Srandakan, Bantul. Mi lethek ini dibangun sejak kakeknya dan sekarang dikelola oleh generasi ketiga.
Selama hampir 83 tahun, proses pembuatan mi lethek ini masih menggunakan cara tradisional. Yasir menyebut pembuatan mi lethek menggunakan sapi sebagai tenaga penggerak telah dilakukan sejak pabrik ini didirikan.
Seekor sapi yang dikaitkan dengan kayu penggiling akan berputar untuk mencampur bahan baku yang digunakan seperti tepung tapioka dari ketela pohon.
"Pencampuran bahan baku masih menggunakan tradisional, dengan tenaga sapi dan memakai peralatan yang terbuat dari batu dan kayu," ujar Ferry.
Bukan tanpa alasan, proses pembuatan secara tradisional disebut akan membuat cita rasa mi lethek menjadi lebih sedap.
"Kalau pakai mesin berubah di rasa mi lethek-nya. Manual lebih baik dan lebih enak. Menurut konsumen juga seperti itu," ujarnya.
Ia menjelaskan, mulanya baku singkong dan tepung tapioka tersebut dicampur dengan perbandingan 1:1. Setelah dicampur, kemudian adonan tersebut ditekan hingga berbentuk kotak. Setelah itu adonan dikukus dan kembali dicampur dengan tepung tapioka jika kadar airnya terlalu tinggi.
Kemudian, adonan kembali dipress untuk dibentuk menjadi mi lethek. Mi tersebut kemudian dikukus kembali agar lebih higienis dan menjadi tolak ukur kadaluarsa.
"Secara ilmiahnya dikukus dua kali itu mi akan menjadi lebih higienis dan menjadi tolak ukur expired. Mi lethek yang sudah kering bisa tahan satu tahun jika disimpan ditempat kering," katanya.
Proses pembuatan mie tersebut belum selesai disitu. Setelah dilakukan dua kali pengukusan, mi harus didiamkan selama semalaman. Keesokan harinya, mi lethek direndam dengan air untuk kemudian dijemur hingga kering.
Ferry mengatakan, mi lethek ini hanyalah sebuah sebutan. Pada dasarnya mi ini adalah mi singkong karena bahan bakunya yang berasal dari singkong.
"Pada prinsipnya ini mi singkong, mi lethek hanya sebuah sebutan karena mi ini berwarna kecoklatan. Kalau orang jawa bilangnya lethek," ungkapnya.
Ferry menyebut bahwa mie lethek buatan pabriknya memiliki berbagai kelebihan. Diantaranya mi ini aman untuk dikonsumsi anak-anak berkebutuhan khusus.
"Mi ini bagus untuk anak berkebutuhan khusus, karena mereka harus meninggalkan terigu. Mi ini sebagai salah satu pengganti terigu," ucapnya.
Selain itu, mi lethek juga merupakan pengganti karbohidrat yang aman dikonsumsi dan tanpa pengawet, karena mi ini termasuk ke dalam mi organik.
Editor: Kuntadi Kuntadi