Mengerikan, Ular Piton Ini Bisa Telan Buaya Besar Secara Utuh

FLORIDA, iNews.id - Sungguh mengerikan, seekor ular piton Burma bisa menelan buaya besar secara utuh. Ahli patologi hewan membedah perut ular yang telah disuntik mati tersebut.
Momen ini direkam dan video. Video tersebut menjadi viral di media sosial dan telah ditonton lebih dari 17 juta kali.
Ahli patologi hewan setempat menunjukkan tubuh buaya sepanjang lima kaki di dalam perut ular piton berukuran 18 kaki yang telah disuntik mati di Florida, Amerika Serikat (AS) tersebut.
Ular Piton Burma besar itu ditemukan oleh ahli biologi di Taman Nasional Everglades di Florida. Menurut aturan negara bagian setempat mewajibkan ular piton jenis ini untuk disuntik mati dan kemudian diserahkan ke laboratorium penelitian untuk autopsi hewan.
Rosie Moore, ahli geosains yang berbasis di Florida yang memposting video itu ke Instagram menjelaskan mengapa ular raksasa itu dibunuh.
"Masa hidup ular piton Burma yang panjang dan reproduksi yang cepat, ular ini telah berhasil menyerang daerah sensitif secara ekologis seperti Taman Nasional Everglades. Ini menimbulkan ancaman bagi berbagai satwa liar, karena preferensi makanan ular Piton yang luas," tulis Moore, seperti dikutip The Mirror, Kamis (17/11/2022).
Dalam video itu terlihat saat ahli patologi itu memulai dengan memotong kulit ular dan perutnya sebelum mengeluarkan buaya yang mati.
Kondisi buaya terlihat masih utuh. "Piton telah mulai mencerna buaya, tetapi sebagian besar masih utuh." Dia menyebut bahwa satu-satunya kerusakan yang terlihat adalah sisik buaya.
Ini bukan pertama kalinya ular piton Burma memakan buaya secara utuh, namun tetapi Moore kejadian itu tidak sering terjadi.
Piton Burma berasal dari wilayah yang luas di Asia Tenggara. Disebutkan jika ular ini diperkenalkan ke Florida pada 1970-an oleh pemilik hewan peliharaan yang melepaskannya ke alam liar secara ilegal. Lantaran tidak ada pemangsa ular di AS, jumlah mereka meledak.
Hingga saat ini diperkirakan jumlah ular piton Burma di Florida mencapai 100.000 hingga lebih dari satu juta ekor.
Editor: Ainun Najib