Miris, Sepanjang 2022 JPW Catat ada 12 Kali Aksi Klitih di Yogyakarta

YOGYAKARTA, iNews.id - Jogja Police Watch (JPW) mencatat ada 12 kali aksi kejahatan jalanan atau dikenal dengan istilah klitih sepanjang 2022 di DIY dengan korban terluka dan meninggal. Kondisi ini bisa merusak citra Kota Yogyakarta sebagai Kota Pelajar dengan slogan Berhati Nyaman.
“Tidak hanya mengakibatkan korban terluka, tetapi sampai ada jatuhnya korban jiwa,” aktivis JPW, Baharrudin Kamba, Rabu (6/4/2022).
Aksi klitih dengan menggunakan benda-benda tajam seperti celurit dan gir yang diikatkan pada kain. Para pelaku mencari sasaran secara acak, sehingga siapa saja bisa menjadi korban.
Kasus kekerasan di jalanan yang dicatat JCW sepanjang 2022, sebagai berikut:
1. Tanggal 1 Januari 2022, pukul 05.00 WIB kasus dugaan kejahatan jalanan atau klitih terjadi di timur perempatan Lempuyangan Yogyakarta. Seorang pria dikabarkan menjadi korban kejahatan jalanan di depan TK Aba Lempuyangan.
2. Tanggal 12 Januari 2022, kasus kejahatan jalanan menimpa Tegar Leonando (TA) warga Warungboto, Umbulharjo, Kota Yogyakarta. Korban hendak olahraga di kawasan Alun-alun Selatan Kota Yogyakarta. Pada tanggal 18 Januari 2022, jajaran Polsek Umbulharjo Kota Yogyakarta berhasil menangkap para pelaku. Tiga dari lima pelaku merupakan residivis dengan kasus yang sama dan masih berstatus bersyarat. Modus para pelaku yakni mencari musuh atau lawan.
3. Tanggal 21 Januari 2022, aksi klitih terjadi di Jalan Magelang Km 5,5 tepatnya di Kutupatran, Sinduadi, Mlati, Sleman. Jajaran Reskrim Polsek Mlati berhasil meringkus lima terduga pelaku klitih. Korban BR warga Mati Sleman dan KV warga Tegalrejo Kota Yogyakarta.
4. Tanggal 28 Januari 2022, Asep Taryanto warga Mlati, Sleman DIY menjadi korban keberingasan pelaku kejahatan jalanan atau klitih di Jalan AM Sangaji Jetis Kota Yogyakarta. Saat itu Asep bersama istrinya pergi menebus obat di salah satu apotek yang melayani 24 jam namun ternyata tutup. Kaca mobil Daihatsu milik Asep pecah dan berlubang akibat dilempar batu oleh orang tidak dikenal.
5. Tanggal 8 Februari 2022, aksi klitih terjadi di kawasan jalan Karangkajen, Mergangsan, Kota Yogyakarta. Korban FD mengalami luka memar dihidung dan luka lecet ditangan serta lutut. Kedua terduga pelaku yakni RT dan SM warga Kota Yogyakarta berhasil diamankan pihak kepolisian. Namun tidak dilakukan penahanan dengan alasan pelaku masih di bawah umur.
6. Tanggal 12 Februari 2022 korban AJ warga Caturharjo, Sleman diduga menjadi korban klitih. Akibat peristiwa tersebut korban mengalami luka dan sepeda motor milik korban dirusak oleh para terduga pelaku.
7. Tanggal 13 Februari 2022, peristiwa diduga klitih terjadi di Jalan Godean, Bletuk, Sidorejo, Godean, Sleman. Kali ini korbannya RDK dan seorang anak warga Moyudan Sleman. Polisi berhasil menangkap lima terduga pelaku. Dua dari terduga pelaku masih dibawah umur. Akibat peristiwa tersebut korban RDK mengalami luka dan mendapat lima jahitan. Sementara seorang anak mengalami luka diperut dan mendapat empat jahitan.
8. Tanggal 20 Februari 2022, aksi diduga klitih terjadi di Jalan Kleringan, Gowongan, Jetis Kota Yogyakarta. Korban bernama Eka Prasetya (AP) warga Purwobinangun, Pakem, Sleman yang terluka kena sabetan celurit. Terduga pelaku ABN warga Gowongan, Jetis, Kota Yogyakarta
9. Tanggal 6 Maret 2022, warga Trimulyo I, Kepek, Wonosari, Gunungkidul menangkap empat remaja yang diduga pelaku klitih.
10. Tanggal 18 Maret 2022, peristiwa diduga klitih terjadi Pakem-Turi tepatnya depan SMK Muhammadiyah Pakem Sleman. Polisi berhasil menangkap 13 terduga pelaku kejahatan yang diduga melakukan pengeroyokan terhadap dua pemuda asal Garongan, Turi, Sleman.
11. Tanggal 22 Maret 2022, Aksi diduga klitih terjadi di Jalan Wates, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul.
12. Tanggal 3 April 2022, aksi kejahatan jalanan kembali terjadi di kawasan Gedongkuning, Yogyakarta. Korbannya adalah seorang remaja SMA bernama Daffa Adzin Albasith (DAA). Korban meninggal dunia setelah terkena sabetan benda tajam berupa gir besi dibagian wajahnya. Korban merupakan anak anggota DPRD Kebumen Jawa Tengah.
"Daftar tersebut belum termasuk korban klitih yang meninggal dunia sejak tahun 2016 hingga 2021," ujarnya.
Editor: Kuntadi Kuntadi