get app
inews
Aa Text
Read Next : 50 Orang Diperiksa Kasus Proyek Mebel SMK, Kabid hingga Mantan Kadisdikbud NTB

Pameran Furniture Internasional Kembali Digelar, Sultan Khawatirkan Serbuan Produk Vietnam

Sabtu, 20 Agustus 2022 - 14:29:00 WIB
Pameran Furniture Internasional Kembali Digelar, Sultan Khawatirkan Serbuan Produk Vietnam
Gubernur DIY Sri Sultan HB X meninjau produk yang dipamerkan di JIFFINA. (Foto : MPI/erfan Erlin)

BANTUL, iNews.id-Jogja Internasional Furniture and Craf Fair Indonesia (JIFFINA) kembali diselenggarakan. Seperti biasanya, JIFFINA kali ini juga diselenggarakan di Jogja Expo Center (JEC) mulai tanggal 20-23 Agustus 2022.

Gubernur DIY, Sri Sultan HB X mengatakan dengan mengusung tema “Nature is Back for Eco Lifestyle”, JIFFINA menjelma menjadi etalase yang menyajikan harmoni etnik nusantara. Menampilkan nilai-nilai estetika, nilai-nilai budaya, sekaligus etos kreativitas yang terekspresi dalam berbagai komoditas yang ditampilkan. 

"Selain itu, pameran ini juga membuktikan bahwa seni dan budaya dapat bersanding dengan konsep eco friendly, dimana konsep ramah lingkungan menjadi prasyarat utama terhadap suatu produk kekinian," ujarnya.

Selaras dengan temanya tahun ini,  JIFFINA setidaknya perlu menerapkan enam karakteristik produk mebel dan produk kayu lainnya yang ramah lingkungan, yaitu kayu bersertifikat, mudah dibongkar dan didaur ulang, tahan lama dan mudah diperbaiki.  Berbahan insersi logam dan plastik daur ulang,  berbahan kayu reklamasi dari produk lama, dan menggunakan bahan bambu untuk aksesoris perabotan, seperti veneer, atau kerai dan lain sebagainya. 

Sultan berharap, sebanyak mungkin kriteria itu diterapkan pada produk-produk yang dipamerkan di sini. Sebab jika tidak, Sultan khawatir kita akan lebih jauh ketinggalan dari produk-produk serupa dari Vietnam yang menjadi kompetitor utama mebel Indonesia. 

Selain itu, di era disruptif inovasi saat ini, para desainer, kreator dan produsen serta marketer hendaknya solider bersinergi dalam satu tim kerja untuk bersikap antisipatif terhadap perubahan. Serta tidak lagi bisa mengandalkan kerja individual-soliter dan nostalgi subjektif pada kebanggaan masa lalu saja. 

Menurutnya, di era perubahan yang sering tidak bisa diprediksi ini, kita juga harus mencermati dan mengantisipasi perubahan dari bisnis konvensional ke O2O yaitu online to offline. Bisnis online itu ibarat menjual barang ke tempat yang tidak kita kenal. 

"Bisnis ini membutuhkan trust, karena kita juga belum pernah mengenal pembelinya, sehingga harus ekstra prudensial," ujarnya.

Konsekuensinya, di tataran perusahaan, pelaku industri mebel dan kerajinan harus fokus pada keunikan produk yang memiliki nilai lebih dibanding produk sejenis. Sebab, jika diferensiasi hanya disandarkan pada harga murah, produk akan cepat tersingkir begitu masuk produk luar berkualitas yang lebih murah. 

Ketua Forum JIFFINA Jawa Bali, Timbul Raharja mengatakan, paska Covid 2022 ini pihaknya mencoba bangkit kembali terutama industri mebel dan kerajinan. Pihaknya berupaya menyelenggarakannya lagi meski di awal ada keraguan namun dengan tekad ingin menghidupkan kembali ekonomi

"Dari email blass 800 buyer konfirmasi akan hadir dalam event ini," ujarnya, Sabtu (20/8/2022).

Kegiatan ini didukung pengusaha dari Purworejo, Semarang, Jakarta, Solo, dan Bali. Mereka awalnya berpikir bagaimana ke depan di saat pandemi serta persaingan global agar lebih kompetitif di pasar internasional maka perlu ada pameran alternatif selain di ibu kota.

Pihaknya optimis JIFFINA akan dilirik sebab DIY memiliki kekuatan dibanding pameran lain. Sebab Jogja dan sekitarnya selama ini menjadi salah satu yang memiliki industri pembahasan atau resources material adalah industri terbanyak di dunia. 

"Di Singapura paling banyak diikuti dari Yogyakarta. Apalagi ada Bandara Internasional yang sudah mulai menggeliat. Hal ini tentu memberi dukungan yang maksimal terlebih nanti dibangun jalan tol sehingga memudahkan untuk distribusi," ujarnya.

Pihaknya berharap dukungan pemerintah karena pameran ini penting bagi Yogyakarta. Harapannya kegiatan semacam ini bisa didanai dengan Dana Keistimewaan. Terlebih sekitar 30-40 persen warga berkecimpung di industri kriya dan mebel.

Dirjen Industri Kecil Menengah Kemenperinv, Reni Yanita mengatakan, kondisi pasar sekarang mulai pulih. Aktivitas ekonomi sudah berangsur normal kembali. 

Furnitur berkontribusi 1,32 terhadap PDB ditunjukkan kinejae ekspor 33 persen dari semula pada 2020 sebesar 1,9 miliar USS dan di tahun 2021 menjadi 2,5 miliar. Kondisi ini dipengaruhi kondisi pasar Amerika karena masih tujuan terbesar yaitu 54 persen di samping Jepang, Belanda, Belgia dan Jerman.

"Daya beli pasar akan furniter masih tinggi harus direspon dengan penyediaan akses baik online ataupun offline," ujarnya. 

Menurutnya Furniture memiliki kekuatan melimpahnya bahan baku karena ada berbagai kayu, rotan 85 persen ada di Indonesia, bambu yang potensial dengan didukung desain dan kearifan lokal sehingga berwawasan lingkungan.

Editor: Ainun Najib

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut