Peringati Jumenengan Sri Sultan HB X, Keraton Yogyakarta Gelar Labuhan di Parangkusumo
BANTUL, iNews.id – Keraton Yogyakarta menggelar upacara Labuhan di Pantai Parangkusumo Kapanewonan Kretek Kabupaten Bantul, Jumat (4/3/2022). Ini merupakan rangkaian peringatan 33 tahun Jumenengan (pelantikan Sri Sultan Hamengku Buwono X sebagau raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
Puluhan abdi dalem Keraton Ngayogyakarta mengenakan pakaian pranakan Jawa tiba di Joglo Kapanewonan Kretek pukul 09.00 WIB dengan membawa sejumlah ubo rampe (sesaji) yang akan dilabuh (dibuang ke laut). Uba rampe ini kemudian diserahkan perwakilan Keraton Yogyakarta kepada juru Kunci Cepuri Kretek disaksikan oleh Bupati Bantul, Abdul Halim Muslich
Berbagai uba rampe ini kemudian dibawa ke situs cepuri yang berada di Kompleks Pantai Parangkusumo yang dipercaya tempat bertemuanya Sri Sultan HB X dengan Nyi Roro Kidul. Sebelum dilarung didoakan terlebih dulu.
Beberapa barang yang dilarung berupa kain (Semekan) Kagungan Dalem (milik) Sri Sultan HB X diantaranya Semekan Colok, Semekan Gadung, Semekan Melati, Semekan Jinggo, Semekan Ubo rogo, Semekan Bangun Tulak, 900 Lisah Konyoh, dan Yotro (uang) tindah 1 amplop.
Kemudian ada Penderek diantaranya seperti Nyamping Poleng 1 lembar, Nyamping Teluh Watu, Semekan Grimin 1 lembar, Semekan Songer 1 lembar, Semekan Pandan Ginethok 1 lembar, Semekan Podang Ngisep Sari 1 lembar, Semekan Bangun Tolak 1 lembar, 900 lisah konyoh, Yotro 1 amplop.
Lorodan Ageng Kagungan Ndalem diantaranya seperti Destan 1 biji, Rasukan Surjan 1 lembar, Nyamping 1 lembar, Hem 1 lembar, Lancingan kembar 1 lembar, lancingan 1 lembar. Kemudian Rikmo (rambut) kenoko dalem, Layung Sekar Kyai Ageng 1 karung, Layung Sekar 1 goni (karung).
Berbagai uba rampe ini kemudia di bawa ke tepi Parangkusumo oleh belasan pemuda diiringi abdi dalem. Di tepi pantai, pimpinan rombongan memanjatkan doa dengan diamini oleh para abdi dalem. Ubo rampe tersebut kemudian dibawa untuk dibuang di tengah laut.
Berbagai uba rampe ini kemudian terbawa arus ke tengah. Namun tidak sedikit kembali ke pantai dan diperebutkan warga.
Carik Tepas Donopuro Kraton Yogyakarta, Kanjeng Raden Tumenggung (KRT) Wijaya Pamungkas menuturkan Labuhan ini sebagai bentuk manifestasi rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Di mana pada saat ini dalam memimpin Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat selalu diberi kesehatan.
"Ini bentuk wujud syukur diberi banyak anugerah selama memangku jabatan sebagai Sultan Yogyakarta selama 34 tahun," ujarnya.
Labuhan juga menjadi sarana syukur kepada Allah SWT dengan harapan Tuhan akan memberikan aura positif. Terlebih saat ini dalam kondisi pandemi Covid-19. Melalui labuhan ini, Kraton Ngayogyakarto berharap Tuhan akan memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya untuk keselamatan dan untuk kesejahteraan Ngarso dalem Keraton Ndalem dan juga masyarakat.
"Yang dilabuh diantaranya kuku, rikmo ada atau rambut dan juga pakaian Ngarso Dalem. Barang-barang itu akan dihapus dibuang," katanya.
Kepala Dinas Kabudyaaan atau Kundo kabudayan Bantul, Sapto Nugroho mengatakan, tradisi ini rutin dilaksanakan setiap tahun di pantai parangkusumo. Hanya saja kegiatan tahun ini lebih sederhana karena dalam masa pandemi Covid-19.
“Ini lebih sederhana dengan tetap melaksanakan protokol kesehatan,” katanya.
Editor: Kuntadi Kuntadi