Polisi di Kulonprogo Rela Jual Rumah Demi Bangun Masjid dan Pondok Pesantren

KULONPROGO, iNews.id - Seorang polisi di Kabupaten Kulonprogo terus menginisiasi pembangunan tempat ibadah berupa masjid, musala hingga pondok pesantren. Bahkan dia rela menjual rumah untuk membangun masjid. 

Polisi ini adalah AKP Dr Heru Meiyanto yang kini bertugas sebagai Kapolsek Pengasih. Saat ini dia sedang membangun masjid di halaman belakang Polsek Pengasih. Sebelumnya saat menjabat Kapolsek Samigaluh, dia juga telah membangun masjid, musala dan pondok pesantren. 

Baca Juga

Dampak Kenaikan Harga BBM, Polres Kulonprogo Bagikan Sembako bagi Driver Ojol

Masjid Al Mukhorobin ini rencananya akan dibangun dua lantai. Memanfaatkan tanah kas Desa Pengasih yang dimanfaatkan untuk lapangan bola Voli dia menginisiasi pembangunan masjid. Kini bangunan satu lantai dengan dominasi warna emas dan kuning sudah setengah jadi dan sudah dimanfaatkan untuk beribadah. 

“Dulu musala di polsek itu ukurannya hanya 1,5 meter x 2 meter. Kalau jamaah hanya muat tiga atau empat,” kata dia, Kamis (8/9/2022). 

Baca Juga

Ketersediaan Bahan Pokok di Bantul Dipastikan Tercukupi Usai Kenaikan BBM

Atas kondisi inilah dia memberanikan diri menginisiasi pembangunan masjid. Apalagi semangat anggota Polsek Pengasih untuk beribadah cukup bagus. Setelah diberikan izin dia langsung menebang pohon di sekitar dan membuat maket gambar masjid.

Menurutnya,membangun masjid ini hanya niat untuk beribadah. Alhasil justru banyak mendapat dukungan dari anggota dan hamba Allah. Bahkan beberapa teman saat berhaji banyak yang mendukung. Mereka ikut menjadi donatur dalam pembangunan masjid berukuran 10x12 meter ini.

Baca Juga

Sikapi Kasus Penganiayaan Santri di Ponpes Gontor, Begini Tanggapan Haedar Nashir

Heru yang sudah menyelesaikan pendidikan S3 ini mengakui menjual rumahnya untuk membangun masjid. Namun dia tidak mau merinci dimana dan berapa rumah itu terjual. Baginya rumah merupakan harta sesaat. Apalagi istri dan kedua anaknya juga menyetujui. 

“Yang penting iklas. Rumah tidak akan selamanya dipakai beda dengan masjid. Ketika masih dipakai amal jariyah tetap akan mengalir,” ujarnya. 

Kini masjid ini sudah dipakai untuk kegiatan ibadah anggota Polsek Pengasih. Masjid ini juga dipakai untuk kegiaran bina kerohanian. Setiap Rabu akan dipakiaa untuk mengaji dengan pembacaan surat Yassin dan pengajian. Sedangkan pada hari Jumat membaca Al Kahfi. 

Heru mengaku sengaja memilih cat dengan nuansa emas dan kuning di masjid ini. Hal ini didasari niat untuk memuliakan mereka yang mendonasikan hartanya.

“Kalau emas ini kan mengangkat derajat, makanya agar yang beribadah dan bersedekah ikut terangkat derajatnya,” kata polisi yang banyak meraih gelar pendidikan ini.

Sebelumnya Heru yang pernah dinas di Timor Timur ini juga sudah membangun masjid Baitussalam di Pagerharjo, Samigaluh. Selain itu juga musala Al Furqon dan Pondok pesantren Al Furqon di Gerbosari, Samigaluh.

Heru kini juga menjadi ustaz atau mentor di beberapa pondok pesantren maupun menjadi pengajar di kampus. Hal itu dia lakukan dengan niatan beribadah. 

Heru masih mengingat pesan ayahnya, jika ingin masuk surga harus mengajar orang lain. Hal inilah diterjemahkan dengan membangun masjid, mengajak orang lain ikut beribadah.  

Heru juga cukup piawai dalam membaca kita Suci Al Quran. Setiap apel dia akan menyelesaikan satu juz di ruangannya. Selepas Salat Dzuhur dia kembali membaca satu juz. 

Editor: Kuntadi Kuntadi