Ponpes Alquran di Nusantara Buah dari Didikan Kiai Munawwir Krapyak
YOGYAKARTA, iNews.id - Ulama asal NTB TGB M Zainul Majdi mendapatkan cerita perjuangan KH Munawwir Krapyak, Yogyakarta saat bersilaturahmi ke pondok pesantren ini. Santri Kiai Munawwir disebut banyak melahirkan ponpes Alquran di nusantara.
Salah satu pengasuh di Ponpes Al Munawwir KH Muhtarom Busro mengatakan, pesantren ini diantara yang tertua di Indonesia sudah berusia lebih dari 100 tahun. Didirikan oleh pada 1909-1910.
Kiai Munawwir pulang dari tanah air setelah menghabiskan waktu menimba ilmu di Makkah selama 21 tahun. Setelah itu kemudian mendirikan pondok pesantren.
“Nanti secara jelas akan disampaikan Kiai Jalil karena beliau menyusun tulisan mengenai berdirinya pondok pesantren ini,” katanya.
Penulis buku perjalanan KH MUnawwir, KH Abdul Jalil menjelaskan, sepulang dari Makkah Kiai Munawwir menjalankan dakwahnya dengan mengajar Alquran kepada santri-santrinya. Kiai Munawwir dikenal menguasai ilmu Alquran, tahfidz dan qiroatus sab’ah.
“Semakin banyaknya santri yang mengaji kepada Kiai Munawwir sehingga tempatnya sudah tak muat lagi,” katanya.
Seiring berjalan waktu, pesantren ini terus berkembang pesat dan menjadi salah satu rujukan di bidang Alquran di nusantara. Banyak tokoh dan ulama besar yang lahir dari pesantren ini di antaranya KH. Arwani Kudus, KH Basyir Kauman dan KH Umar Cirebon.
“Dari beliau santri-santri yang dididik ini kemudian mendirikan pesantren-pesantren yang menyebar di Indonesia,” terangnya.
Kiai Munawwir kemudian dikenal sebagai salah satu pilar penting dalam keilmuwan yang berkembang di pesantren. Kiai Munawwir juga menjadi rujukan utama dalam urusan ilmu Alquran.
“Meski beliau tidak dikenal dari karya tulisan, tapi beliau dikenal melahirkan santri-santri yang kemudian mendirikan pesantren di nusantara. Bila dirunut sanadnya sampai kepada beliau,” imbuhnya.(*)
Editor: Febrian Putra