Potensi Ancaman Merapi ke Barat, BPPTKG: Pengungsi Boleh Pulang

YOGYAKARTA, iNews.id - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegempaan Geologi (BPPTKG) melihat potensi ancaman bahaya guguran lava pijar Gunung Merapi mengarah ke barat. Warga yang tinggal di lereng Merapi di sisi timur yang sudah dua bulan mengungsi bisa pulang ke rumahnya.
Kasi Gunung Merapi BPPTKG, Agus Budi mengatakan potensi bahaya guguran lava pijar dan awan panas mengarah ke barat, yakni ke Kali Kuning, Boyong, Bedog, Bebeng, Krasak dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer (Km). Atas perubahan ini warga yang berada di radius kurang dari 5 km dari puncak Merapi dan sekarang mengungsi bisa meninggalkan barak pengungsian dan pulang ke rumah masing-masing.
“Adanya perubahan ini pengungsi sudah bisa pulang,” kata Agus Budi, Sabtu (16/1/2021).
Meskipun sudah bisa pulang, kata Agus, tetapi kebijakan tetap bergantung kepada peneritah daerah (pemda) masing-masing. Masalah pengungsi menjadi kewenangan dan tanggungjawab pemda. Hal ini juga tidak lepas dari pertimbangan sosial kultural dan psikologis. Apakah pengungsi masih dipertahankan di tempat pengungsian atau tidak.
“Pemda inilah yang menjadi penangung jawab bencana. Kami (BPPTKG) yang merekomendasikan bahaya,” paparnya.
Namun untuk penambangan dan pariwisata masih sama. Terutama yang ada di kawasan rawan bencana (KRB) III direkomendasikan dihentikan.
Sekda Sleman Harda Kiswaya mengaku akan melakukan pembahasan terkait penanganan masalah pengungsi. Namun bagi pengungsi yang akan meninggalkan barak pengungsian dan pulang ke rumahnya di persilahkan.
“Kami akan membahas persoalan ini, Selasa (19/1/2021),” kata Harda.
Sejak status Merapi dinaikkan dari level II (waspada) ke level III (Siaga), pada 5 November 2020 lalu, warga Kalitengan Lor, Glagaharjo, Cangkringan, yang jaraknya kurang 5 km dari puncak, mengungsi di barak pengungsian Glagaharjo. Sejak 7 November 2020 lalu, hingga Sabtu (16/1/2021) tercatat ada 272 pengungsi.
Editor: Kuntadi Kuntadi