get app
inews
Aa Text
Read Next : Heboh Meteor Jatuh di Langit Cirebon, Ternyata Punya Sisi Positif dan Bahaya Mematikan

Pusat Studi Pariwisata UGM: Wisatawan yang Naik ke Candi Borobudur Harus Dibatasi

Minggu, 12 Juni 2022 - 14:33:00 WIB
Pusat Studi Pariwisata UGM: Wisatawan yang Naik ke Candi Borobudur Harus Dibatasi
Ribuan pengunjung yang datang ke Candi Borobudur saat libur Lebaran 2022. Foto: iNews/Puji Hartono.

SLEMAN, iNews.id - Pusat Pariwisata (Puspar) UGM sarankan jumlah kunjungan wisatawan yang naik ke bangunan stupa Candi Borobudur harus dibatasi. Jika tidak akan rentan terjadi kerusakan dan keaslian bangunan bisa terancam. 

Tenaga Ahli Puspar UGM, Yoyok Wahyu Subroto mengatakan hampir separuh dari batuan candi Borobudur merupakan hasil peninggalan bangunan dari abad ke-8. Apabila tidak dibatasi jumlah pengunjung yang menaiki candi, maka dikhawatirkan gesekan kaki dari ribuan pengunjung akan menyebabkan pengikisan batu batu candi. 

“Jika ada pengunjung yang sampai naik ke bagian stupa akan mengakibatkan pengikisan,” katanya dalam seminar Series Kepariwisataan yang bertajuk Membicarakan (lagi) Borobudur antara Konservasi dan Pariwisata, Jumat (10/6/2022). 

Menurutnya kebijakan membatasi pengunjung yang naik ke bangunan candi memang bisa merugikan dari sisi ekonomi terkait penerimaan negara dari sisi sektor pariwisata. Namun, dari sisi arsitektur bangunan bersejarah dan bidang ilmu arkeologi maka diperlukan upaya untuk mempertahankan tingkat keaslian bangunan candi dari relief hingga stupa. 

“Perlu ada sinergi antara kebijakan upaya pelestarian dan pariwisata untuk saling konsolidasi dan kolaborasi,” ujarnya

Yoyok mengusulkan adanya upaya untuk menjadikan Borobudur sebagai kawasan yang bebas emisi karbon untuk menjaga dan melestarikan bangunan peninggalan bangunan belasan abad tersebut.

”Jika kita tidak mampu merawat maka janganlah sekali-kali merusaknya,” kata Dosen Departemen Teknik Arsitektur dan Perencanaan, Fakultas Teknik UGM ini.
Kepala Balai Konservasi Borobudur, Wiwit Kasiyati mengatakan, Borobudur sebagai bagian dari situs warisan dunia harus dipertahankan keaslian bangunan. Ancaman kerusakan tidak hanya dari beban jumlah pengunjung yang menaiki bangunan candi, namun juga berasal dari ancaman kerusakan dari faktor alam. 

“Faktor alam berupa panas dan hujan juga mempengaruhi batuan dan relief. Kondisi semakin ke sini makin mengalami kerusakan,” ujarnya. 

Sejak tahun 1983, pihaknya terus melakukan  monitoring kondisi batu candi, perekatan batu candi, mengukur tingkat kerusakan pengelupasan dan sedimentasi hingga lubang alveol candi. Tingkat kerusakan batu tangga dan lantai mengalami kenaikan nilai keausan 0,175 cm per tahun. 

“Secara akumulasi 3,95 cm jadi akumulasi nilai keausan dari tahun 1984 hampir sampai 4 cm,” katanya. 

Meskipun Candi Borobudur sekarang ini didukung beton bertulang tapi pada bagian stupa teras tidak ada beton bertulang sehingga berisiko sewaktu waktu terjadi kerusakan.

“Kami melarang pengunjung naik ke stupa,” katanya.

Beban jumlah pengunjung yang semakin banyak tiap tahunnya menyebabkan tingkat deformasi vertikal candi Borobudur mengalami kenaikan. Deformasi vertikal mencapai 2,200 cm, sehingga perlu dijaga kelestariannya. 

Seiring rencana menetapkan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata super prioritas, kata Wiwit, para pengunjung yang naik ke bangunan candi akan menggunakan pemandu yang sudah bersertifikat dari Unesco. Pengunjung yang tdiak naik juga tetap akan mendapatkan informasi.  

Editor: Kuntadi Kuntadi

Follow Whatsapp Channel iNews untuk update berita terbaru setiap hari! Follow
Lihat Berita Lainnya

iNews.id
iNews Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik lebih lanjut